Jakarta | Unit Vision Fund milik SoftBank Group Corp. merugi hingga 2,64 triliun yen atau sekitar USD 20,5 miliar untuk kinerja tahun yang berakhir pada 31 Maret. Padahal, periode sama tahun lalu, Vision Fund masih untung hingga 4,03 triliun yen.
Dana Softbank memang sangat terdampak oleh penurunan nilai yang didorong pandemi dan sentimen pasar yang memukul nilai perusahaan teknologi publik dan swasta. Saham SoftBank sendiri merosot 17% tahun ini hingga penutupan hari perdagangan Kamis (12/05/2022).
Hal itu antara lain dipicu oleh aksi jual saham teknologi yang akhirnya memukul nilai saham portofolionya, termasuk kepemilikan saham pada Coupang Inc., Uber Technologies Inc. dan Didi Global Inc. Ditambah lagi dengan skandal dan kesalahan langkah dari WeWork Inc., Wirecard AG, dan Greensill Capital juga telah merusak reputasi Softbank dalam memilih perusahaan rintisan atau startup.
CEO Softbank Masayoshi Son telah berusaha meyakinkan investor bahwa dia tahu bagaimana menghadapi masa sulit, terutama saat pandemi dan adanya kekacauan akibat perang Rusia-Ukraina saat ini.
Melansir Bloomberg, Son mengatakan bahwa pergerakan aman SoftBank dalam beberapa bulan terakhir telah memperkuat posisi keuangannya. Son juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana 2,9 triliun yen untuk penebusan obligasi pada tahun fiskal 2022 dan 2023.
Setahun yang lalu, SoftBank mencatat rekor laba kuartalan tertinggi dalam sejarah Jepang dan menghasilkan laba setahun penuh sebesar 5 triliun yen. Tahun ini, dengan kerugian Vision Fund, SoftBank Group mengalami kerugian bersih tahunan sebesar 1,71 triliun yen.[]