Jakarta – Kementerian Kesehatan masih melakukan investigasi kasus Penyakit Hepatitis akut yang sedang melanda dunia dan diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.
Investigasi tersebut dilakukan melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, Hanifah Oswari mengatakan, dugaan awal kasus tersebut disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Mencuci tangan dengan sabun
3. Pastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi matang
4. Tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain 5. Menghindari anak-anak kontak dengan orang yang sakit.
Lebih lanjut, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Hepatitis Akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit Hepatitis Akut.
Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit Hepatitis Akut adalah sebagai berikut:
1. Mual
2. Muntah
3. Sakit perut
4. Diare
5. Demam ringan
Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti:
1. Air kencing berwarna pekat seperti teh
2. BAB berwarna putih pucat
Hanifah menegaskan, anak yang mengalami gejala-gejala tersebut, agar segera dibawa orang tua ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal. Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran.
Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.
“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” tegas Hanifah.
Oleh sebab itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. []
Sumber: Kemenkes