Pakar Disinformasi: TikTok Sedang Alami Perang yang Buruk

- Editor

Kamis, 7 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Tiktok. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/8268513)

Ilustrasi Tiktok. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/8268513)

Jakarta | Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, sejumlah video dan informasi dengan cepat berseliweran di media sosial, terutama TikTok.

Namun, sejumlah pakar disinformasi menilai, perang Rusia-Ukraina dengan cepat memposisikan TikTok sebagai sumber informasi paling salah, berkat jumlah penggunanya yang sangat besar dan pemfilteran konten yang minimal.

Jurnalis di tim disinformasi BBC Shayan Sardarizadeh mengatakan kepada AFP bahwa TikTok sedang mengalami perang yang sangat buruk. Dia pun menegaskan belum pernah melihat platform lain dengan begitu banyak konten palsu.

Menurutnya yang paling mengganggu adalah streaming langsung yang palsu, di mana pengguna berpura-pura berada di tanah di Ukraina, padahal sebenarnya menggunakan rekaman dari konflik lain atau bahkan video game, kemudian meminta uang untuk mendukung pelaporan mereka.

Selain itu, para pakar juga menyoroti hal khusus terhadap TikTok, terutama usia penggunanya. Di Amerika Serikat misalnya, sepertiga pengguna TikTok berusia 19 tahun atau lebih muda.

Kemudian, Anastasiya Zhyrmont dari Access Now, yang merupakan sebuah kelompok advokasi, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa perang datang sebagai kejutan.

“Konflik ini telah meningkat sejak 2014 dan masalah propaganda Kremlin dan informasi yang salah telah diangkat dengan TikTok jauh sebelum invasi,” katanya.

Zhyrmont menilai, masalahnya mungkin terletak pada kurangnya moderator konten berbahasa Ukraina, sehingga lebih sulit bagi TikTok untuk menemukan informasi palsu.

Menanggapi hal itu, pihak TikTok mengatakan bahwa mereka memiliki penerjemah bahasa Rusia dan Ukraina, namun tidak menyebutkan jumlahnya. TikTok juga mengatakan telah menambahkan sumber daya yang secara khusus berfokus pada perang, tanpa menjelaskan lebih rinci. []

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Starbucks Setop Semua Aktivitas Bisnis di Rusia

Berita Terkait

Kebut Jargas Bintaro, PGN Aliri Gas Kebayoran Villas dan Terrace
Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman
Andi Amran Copot Anak Buah Yang Terima Fee Proyek
Lomba Desa Wisata Nusantara dan Lomba Literasi Budaya Desa Tahun 2024
AHY di WWF 2024: Masyarakat Dunia Harus Atasi Kelangkaan Lahan dan Air
Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Warung Madura Tidak Pernah Dilarang Beroperasi 24 Jam

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:37 WIB

SaladKlab Gebrak Kancah Musik Elektronik Lewat EP No Wassap

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:44 WIB

Usung #MomentumLoDimulai, Kolektif Soundwich Resmi Diluncurkan

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:03 WIB

Dari 2015 ke 2025, Bemby Gusti Hadirkan Evolusi Suara dalam Single Rayuan Nan Elok

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:42 WIB

Kay Sebastene Unjuk Keberanian untuk Jujur Lewat Single I’M NOT

Berita Terbaru

Poster konser Muse di Jakarta. (Foto: Instagram/muse)

Musik

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Jun 2025 - 02:06 WIB

Penyanyi solo, Meha. (Foto: Istimewa)

Musik

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Jumat, 13 Jun 2025 - 00:57 WIB