Pelopor.id | Presiden Filipina Rodrigo Duterte menandatangani perintah eksekutif untuk menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber tenaga utama pembangkit listrik di negaranya. Keputusan itu sejatinya sudah disahkan sejak 28 Februari 2022, namun baru diumumkan ke publik pada Kamis (03/03/2022).
Dengan demikian, panel antar-lembaga akan fokus menghidupkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan (BNPP) yang sejak 2009 telah beroperasi sebagai objek wisata. Keputusan itu ditandatangani tiga bulan sebelum masa jabatan Duterte berakhir, yang telah dijalaninya sejak 30 Juni 2016.
Melansir Reuters, kompleks PLTN Filipina selesai dibangun pada 1984, namun situs itu ditutup dua tahun kemudian, setelah Presiden Ferdinand Marcos dilengserkan. Di tahun yang sama, peristiwa Chernobyl terjadi di Uni Soviet.
Duterte menegaskan bahwa Filipina akan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber daya beban dasar alternatif yang layak, lantaran negaranya berusaha menghentikan pembangkit listrik batu bara sebagai salah satu upaya mengurangi polusi udara.
Keputusan Duterte ini juga diharapkan bisa memperbaiki kondisi Filipina yang masih sering mengalami pemadaman listrik musiman dan harga listrik yang tinggi.
Namun, menurut Wakil Menteri Energi Filipina Gerardo Erguiza Jr, kerangka peraturan untuk tenaga nuklir masih memerlukan undang-undang dan masa depannya juga bergantung pada agenda pemerintahan berikutnya.
Untuk diketahui, Duterte telah memutuskan tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilu Filipina tahun ini dan juga akan pensiun dari panggung politik.[]