Pelopor.id | Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengangkat kain dan kopi sebagai sarana diplomasi internasional dalam perhelatan G20 pekan lalu.
Merujuk pada Kajian Indonesia Eximbank Institute, nilai ekspor kopi Indonesia tahun ini diperkirakan mampu mencapai Rp 14 triliun. Sedangkan, potensi ekspor kain tenun dan kerajinan kain diproyeksi mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
“Potensi kain dan kopi untuk dikenalkan kepada negara-negara lain itu masih sangat besar. Hari ini, produksi kopi Indonesia sudah menjadi bagian dari bisnis dan industri kopi dunia,” kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso Bondan yang dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan.
Apalagi, Indonesia termasuk negara produsen kopi terbesar selain Brazil, Kolombia dan Vietnam. Terkait hal itu, LPEI mendorong para produsen kopi di level hulu untuk ikut memanfaatkan peluang bisnis tersebut, salah satunya melalui program Desa Devisa untuk komoditas kopi.
Dalam pertemuan G20 sektor finansial pekan lalu, LPEI juga berkolaborasi dengan para barista muda Indonesia yang sudah meraih pengakuan internasional untuk menyajikan kopi terbaik kepada para delegasi dan tamu undangan.
Kemudian LPEI juga menunjukkan kain tenun lurik dan tenun ikat yang sebagian sudah diolah menjadi aneka bentuk fashion dan home furnishing.
“Dengan mengangkat kain-kain nusantara, LPEI melihat bahwa langkah ini memiliki dua manfaat yaitu sekaligus mengangkat bisnisnya dan melibatkan perempuan dalam industri sehingga menjadikan kaum perempuan lebih berdaya,” ucap Rijani.[]