Film dokumenter “Majestic Tambora” Kisahkan Jejak Letusan Dasyat Tahun 1815

- Editor

Rabu, 2 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelopor.id – Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melaunching Film Majestic Tambora di auditorium Perpustakaan Nasional belum lama ini.

Film Dokumenter ini menceritakan perjalanan seorang pendaki gunung yang juga jurnalis dan penulis, untuk menelusuri kembali jejak letusan Tambora di masa lampau hingga mulai kembali didaki kembali untuk pertama kalinya.

Juga, menggali sisa salah satu kerajaan dan keluarganya yang masih tersisa, bertemu para sejarah, konservasi, geologi dan budayawan. Melihat bagaimana Tambora yang kini berstatus Taman Nasional dapat memberi manfaat pada masyarakat sekitarnya.

Film dokumenter “Majestic Tambora” dikerjakan secara kolaboratif dengan Balai Taman Nasional Tambora sejak Agustus 2020. Film ini dibuat dengan tujuan:

1. Memberi tontonan menghibur, penuh petualangan sekaligus memberi edukasi.
2. Mengangkat kembali kemahsyuran gunung api Indonesia khususnya Tambora.
3. Mendorong wisata mendaki, hiking dan trekking gunung api di Indonesia sebagai salah satunya surga gunung api nomor 4 di dunia).
4. Promosi wisata alam Taman Nasional Tambora.
5. Mengangkat informasi bagaimana sebuah letusan gunung api dapat mempengaruhi iklim global dan mengubah peradaban.
6. Sosialisasi dan mendorong penetapan tanggal 10 April (peristiwa letusan Tambora) sebagai Hari Gunung Api Internasional.

Hal tersebut lpppldiusulkan pertama kali oleh dua pemerhati gunung berapi dunia: Tanguy De Saint-Cyr dan Jeannie Curtis, pada 2016 kepada UNESCO.

Adapu letusan dahsyat Tambora telah menggulung tiga kerajaan pada April tahun 1815 silam. Tiga kerajaan itu adalah Kerajaan Pekat, Sanggar dan Tambora.

Peradaban di seputar Tambora pun musnah. Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 92.000 jiwa. Angka itu belum termasuk kematian yang melanda Eropa dan Amerika, yang turut merasakan dentuman Tambora.

Baca Juga :   Google Suntik Dana US$ 1 Miliar ke Operator Seluler Terbesar Kedua di India

Akibat abu vulkanik, dua benua dipisahkan samudera itu di dera kelaparan. Sekitar setahun usai letusan tepatnya pada 1816, Eropa dan Amerika melewati tahun tanpa musim panasatau dikenal sebagai “Year without Summer”. []

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kebut Jargas Bintaro, PGN Aliri Gas Kebayoran Villas dan Terrace
Imajinari Resmi Jalin Kerjasama Internasional dengan Produser Film Parasite
Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman
10 Hari Tayang, Film Qodrat 2 Raih 1,7 Juta Penonton
Angkat Tema Rasisme, Film Pengepungan di Bukit Duri Bakal Tayang Mulai 17 April 2025
Haico Van der Veken dan Kevin Ardilova Bintangi Film Horor Ketindihan
Andi Amran Copot Anak Buah Yang Terima Fee Proyek
Lomba Desa Wisata Nusantara dan Lomba Literasi Budaya Desa Tahun 2024

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 13:17 WIB

Adnan Veron, Arsyih Idrak, dan Liquid Silva Ajak Dunia Berdansa Lewat Move Dat Thing

Kamis, 19 Juni 2025 - 01:16 WIB

Swag Event Edisi 107 Hadirkan Rio Faturachman, Lucy dan Luma

Rabu, 18 Juni 2025 - 20:27 WIB

Main-Main di Cipete Edisi 16 Hadirkan Alvin Wardiman, Adnan Nanda, El Michael, dan Syauqi Destanika

Rabu, 18 Juni 2025 - 19:33 WIB

Ussy Pieters Lepas Single Sampai Kapan di Usia 71 Tahun

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Berita Terbaru

Maestro Harpa Indonesia, Ussy Pieters. (Foto: Istimewa)

Musik

Ussy Pieters Lepas Single Sampai Kapan di Usia 71 Tahun

Rabu, 18 Jun 2025 - 19:33 WIB