Peluncuran Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono, Kumpulan 38 Sketsa Sejarah

- Editor

Senin, 24 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelopor.id |Jakarta – Tumurun Museum di Solo meluncurkan buku Sultan Agung dalam goresan S. Sudjojono pada Sabtu, 22 Januari 2022. Peluncuran buku “Sultan Agung karya S. Sudjojono” merupakan  puncak rangkaian acara pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S. Sudjojono, yang diselenggarakan dari 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022.

Wali kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka berkesempatan memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku ini, yang didampingi Iwan K. Lukminto dan Jusuf Wanandi, selaku perwakilan dari S. Sudjojono Center.

Buku yang diluncurkan mengupas lengkap latar belakang, makna, nilai dan konteks sejarah salah satu mahakarya S Sudjojono “Sejarah Perjuangan Sultan Agung” (1974), koleksi Museum Sejarah Jakarta, dan juga 38 sketsa studi yang dibuat S. Sudjojono dalam mempersiapkan pembuatan lukisan tersebut, koleksi Tumurun Museum.

Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono.
Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono. (Foto: Pelopor/Tumurun Museum).

Baca juga:

Buku setebal 138 halaman ini diterbitkan dalam format hardcover dan softcover oleh Kepustakaan Populer Gramedia atas kerja sama dengan Tumurun Museum dan S. Sudjojono Center.

Hal penting yang belum pernah ada pada buku mengenai seniman S. Sudjojono sebelumnya, yaitu temuan dan analisa mengenai lukisan dan ke-38 sketsa “Sejarah Perjuangan Sultan Agung” yang digadangkan menjadi bahan pendukung pendaftaran dan penetapan lukisan dan sketsa-sketsa tersebut menjadi Cagar Budaya Nasional sesuai Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Dalam buku ini juga diuraikan mengenai riset mendalam S. Sudjojono dalam persiapannya membuat orang-orang di sekitarnya—benda-benda pusaka, dan bentuk, desain serta warna panji-panji pasukan Kesultanan Mataram Islam. Sudjojono mendapatkan referensi mengenai panji-panji Jawa dari buku yang diberikan oleh Pemda DKI berjudul “History of Java” oleh Thomas Stamford Raffles, 1812.

Buku ini ditutup dengan pembahasan mengenai lukisan Sultan Agung sebagai perwujudan sikap dan semangat nasionalisme S. Sudjojono yang penting untuk digunakan sebagai cara untuk terus digaungkan keseluruh generasi muda Indonesia.

Baca Juga :   Vaksin Booster Dijadikan Syarat Mudik, Komisi IX DPR: Kurang Tepat

Nilai-nilai nasionalisme ini adalah sesuatu yang terus diperjuangkan oleh seniman S. Sudjojono sejak 1930-an melalui karya-karya dan tulisan-tulisannya dan mencapai puncaknya pada lukisan ini. Maka tidaklah mengherankan jika lukisan ini direkomendasikan untuk ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional, mengingat lukisan ini telah memenuhi tiga syarat dalam Pasal 42 Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yaitu: (a) wujud kesatuan dan persatuan bangsa, karena lukisan ini menggambarkan persatuan dari berbagai wilayah/suku bangsa untuk bertempur melawan VOC di bawah pimpinan Mataram; (b) karya adiluhung yang mencerminkan kekhasan kebudayaan bangsa Indonesia, karena lukisan ini dibuat oleh salah satu pelukis realis ekspresionis yang juga mengembangkan seni lukis modern Indonesia; dan (c) cagar budaya yang sangat langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit jumlahnya di Indonesia, karena lukisan ini berukuran sangat besar dan menyimpan cerita sejarah penting bagi Jakarta.

Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono.
Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono. (Foto: Pelopor/Tumurun Museum).

Sebagai bagian dari rangkaian acara peluncuran buku selanjutnya, pada 23 Januari 2022 akan diadakan workshop sketsa dalam rangka merespon lukisan dan sketsa “Sejarah Perjuangan Sultan Agung” karya seniman S. Sudjojono, yang diberi judul Sketch Like Sudjojono. Acara workshop ini dipandu oleh Jevi Alba, seniman sketsa dari salah satu komunitas lukis di kota Solo. Acara workshop ini bekerja sama dengan Bentara Budaya Jakarta (BBJ) dan Kompas Gramedia.

Lukisan tersebut yang dituangkannya dalam ke-38 sketsa studi. Buku ini menelusuri hasil riset, kunjungan ke museum dan institusi di Indonesia maupun Belanda, wawancara narasumber dan pembacaan buku sejarah serta pemikiran, pertanyaan dan berbagai tantangan yang dihadapi Sudjojono dalam proses  pembuatan yang dituangkannya dalam ke sketsa-sketsa tersebut.

Salah satu contoh risetnya terlihat dalam penggambaran sketsa-sketsa yang secara khusus mengeksplorasi cara berpakaian, posisi duduk, posisi tangan, dan suasana singgasana Sultan Agung.[]

Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono.
Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono. (Foto: Pelopor/Tumurun Museum).
Facebook Comments Box

Berita Terkait

Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman
Andi Amran Copot Anak Buah Yang Terima Fee Proyek
Lomba Desa Wisata Nusantara dan Lomba Literasi Budaya Desa Tahun 2024
Chant Legendaris “Glory Man United” Menggambarkan Semangat di Lapangan
AHY di WWF 2024: Masyarakat Dunia Harus Atasi Kelangkaan Lahan dan Air
Warung Madura Tidak Pernah Dilarang Beroperasi 24 Jam
Sambut Idul fitri, Jusuf Hamka Bagikan 300 Pasang Sepatu Pakalolo Secara Gratis
Indonesia Perlu Capai 5 Parameter ini untuk Jadi Negara Maju

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:18 WIB

Mahkamah Konstitusi Terima Perbaikan Permohonan Uji Materi UU Hak Cipta dari VISI

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:06 WIB

Hadir Sebagai Solois, Jack Andie Rilis Single Jangan Menangis

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:32 WIB

Unit Pop Alternatif, Lomba Sihir Rilis Album Kedua Berjudul Obrolan Jam 3 Pagi

Rabu, 7 Mei 2025 - 23:35 WIB

Solois Asal Surabaya, Ardhita Rilis Single Debut Bertajuk Stupidly

Berita Terbaru

Penyanyi solo, AMIS. (Foto: Istimewa)

Musik

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

Grup duo folk, Daun Jatuh. (Foto: Istimewa)

Musik

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Poster promosi Djakarta Warehouse Project 2025 (DWP25). (Foto: IStimewa)

Musik

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB