Pelopor.id | Jakarta – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, sikap pemerintah untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat memperluas pangsa pasarnya ke pasar global.
Hal ini disampaikannya saat berdialog dengan enam UKM eksportir dalam “Dialog 45 Menit bersama Mendag” dengan tema “Jelang Expo 2020 Dubai: UKM Indonesia Ekspor ke Timur Tengah” yang dilaksanakan secara virtual hari Jumat, 1 Oktober 2021 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
“Terkait tarif pengiriman ekspor jalur laut yang meningkat, kami memberikan usulan kepada para pelaku UKM, khususnya UKM yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara.”
Enam eksportir yang hadir secara virtual yaitu PT Bio Takara, Palemcraft, Nudira SDI (Sumber Daya Indonesia), Sinar Prima Grup, Legong Bali Nusantara, dan Solusi Mandiri Agro. Turut hadir sebagai pembicara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid. Dialog tersebut dimoderatori Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Didi Sumedi.
“UKM adalah pilar dari perekonomian Indonesia. Selain sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pembukaan Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, sesi dialog ini juga merupakan wadah berbagi pengalaman dan masukan para UKM dan pemerintah, sehingga kita dapat mencari solusi untuk bersama-sama meningkatkan kinerja ekspor nasional, khususnya di wilayah Timur Tengah,” ungkap Mendag Lutfi berdasarkan keterangan tertulis yang diterima redaksi Pelopor.id, Minggu, 3 Oktober 2021.
Mendag Lutfi menjelaskan, permintaan ekspor produk-produk Indonesia kini semakin meningkat akibat adanya perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia juga kebanjiran permintaan produk untuk diekspor ke luar negeri. Ini merupakan peluang yang luar biasa untuk mendorong ekspor nasional.
Adapun saat ini, tarif pengiriman barang ekspor melalui jalur laut mengalami peningkatan lima hingga 10 kali lipat dari sebelumnya, yaitu menjadi US$10.000-US$20.000 per kontainer.
“Terkait tarif pengiriman ekspor jalur laut yang meningkat, kami memberikan usulan kepada para pelaku UKM, khususnya UKM yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara. Hal ini mengingat adanya penurunan angka penumpang pesawat yang mengharuskan perusahaan penerbangan untuk tetap terbang dengan membawa muatan kargo,” ungkap Mendag.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk bersama mencari solusi terkait tantangan dan hambatan yang dialami para pelaku usaha.
- Baca juga : Indonesia dan Australia Sepakat Tingkatkan Nilai Perdagangan Pasca Pandemi
- Baca juga : Kenaikan PPN Tekan Industri Kafe dan Restoran
Arsjad juga mengatakan, kadin terus berupaya mendorong ekspor nasional dengan memprioritaskan ekspor ke negara-negara yang memiliki comprehensive economic partnership agreement (CEPA) dengan Indonesia, antara lain UEA, Australia, Swiss, Hongkong, Uni Eropa, Turki, dan Korea Selatan. CEPA merupakan perjanjian kerja sama antar negara yang dapat dioptimalkan guna meningkatkan perdagangan internasional.
“Kadin juga berupaya membuat ekosistem yang dapat menghubungkan UKM dengan para calon buyers. Hal itu dilakukan untuk mempermudah ekspor ke negara-negara tujuan. Rencananya, proyek ini akan dilakukan di Australia, Swiss, serta akan memanfaatkan perhelatan Expo 2020 Dubai untuk mengembangkan proyek di UEA,” tegas Arsjad.
Partisipasi Indonesia dalam Expo 2020 Dubai merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional, khususnya dalam kondisi pascapandemi Covid-19. Paviliun Indonesia akan mengenalkan lebih dari 300 UKM Indonesia siap ekspor ke pasar Timur Tengah dan dunia selama enam bulan dari 1 Oktober 2021 sampai 31 Maret 2022. []