Pelopor.id | Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong keberlanjutan ikan endemik, salah satunya pada komoditas ikan gabus di Kalimantan Selatan (Kalsel), karena ikan gabus sangat populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, keberadaannya di perairan semakin menurun akibat penangkapan yang berlebihan, sehingga ikan gabus perlu dibudidayakan. Hal ini sejalan dengan program prioritas KKP dalam pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
Untuk itu, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar kegiatan Temu Lapang Percontohan Penyuluhan Perikanan Pembenihan Ikan Gabus dengan Sistem Jaring Bertingkat di Kota Banjarbaru, Kalsel, Selasa (28/09/2021).
Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro menyampaikan, Kalsel adalah salah satu sentra potensial komoditas ikan gabus untuk pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya. Ia juga menyampaikan, kegiatan ini juga mendukung keberlanjutan ikan endemik lokal.
Baca juga: KKP Tangkap Kapal Trawl Asal Malaysia di Selat Malaka
“Ikan haruan (nama lain ikan gabus) merupakan ikan endemik lokal yang ada di Kota Banjarbaru. Saya kira memang sesuai dengan komitmen Pak Menteri Trenggono dalam pembangunan kampung budidaya yang ditujukan dalam dua hal yaitu untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan pangan. Kemudian yang kedua dalam rangka mendukung, keberlanjutan ikan-ikan endemik lokal, seperti yang terjadi di Banjarbaru yaitu ikan haruan,” kata Kusdiantoro.
Hal ini juga sejalan dengan program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, terutama terkait peningkatan budidaya dan pembangunan kampung-kampung perikanan. Sebelumnya diberitakan, Menteri Trenggono mencanangkan tiga program prioritas KKP 2021-2024, yaitu peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan, pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor didukung riset kelautan dan perikanan, dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya.
Baca juga: KKP Kecewa Warga Konsumsi Hiu Paus Terdampar di Cianjur
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati menyebutkan, temu lapang ini merupakan rangkaian dari program percontohan penyuluhan perikanan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, yang mulai dikembangkan di Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) Agrowisata Tiga, 17 Juni hingga September 2021.
Menurutnya, percontohan penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Teknologi yang diterapkan pada percontohan pembenihan ikan gabus ini adalah induce breeding hormone oodev, yang memiliki manfaat mempercepat pematangan gonad (maturation) dan pematangan kembali (rematuration) pada induk ikan gabus, sehingga dapat menghasilkan benih secara berkelanjutan.
Baca juga: Klaster Tambak KKP di Cidaun Kembali Panen Udang Vaname
“Dengan adanya percontohan ini, saya mengharapkan terdiseminasikannya inovasi teknologi pembenihan ikan gabus bagi pelaku usaha, khususnya di Kalimantan Selatan, dan terjadi difusi teknologi oleh kelompok yang melaksanakan percontohan pada pokdakan lain,” ujar Lilly.
Pada kegiatan temu lapang percontohan ini, turut dilaksanakan panen benih ikan gabus ukuran lima hingga tujuh sentimeter sebanyak 5.000 ekor, tiga hingga lima sentimeter sebanyak 4.000 ekor, dan larva ikan gabus sebanyak 2.500 ekor. Hal ini merupakan pencapaian demonstrasi cara yang dilakukan oleh penyuluh perikanan agar teknologi itu dapat disebarluaskan pada kelompok lain di Kalimantan Selatan. []