Pelopor.id | Jakarta – Pemerintah memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi sebagai integrator utama dari proses 3T (Testing, Tracing dan Treatment), penerapan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan dengan sabun) dan juga percepatan vaksinasi agar penularan Covid-19 dapat dikendalikan.
Sejauh ini, aplikasi PeduliLindungi sudah digunakan di enam sektor esensial, yaitu perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor/pabrik, keagamaan, dan pendidikan. Selanjutnya, aplikasi ini juga akan diterapkan di area pasar tradisional dan warung.
Baca juga: Pemerintah Perpanjang Lagi PPKM Jawa-Bali Sampai 13 September
Aplikasi PeduliLindungi sudah diterapkan di seluruh Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan di luar Pulau Jawa, PeduliLindungi baru digunakan di kabupaten/kota dengan jumlah penerima vaksin dosis pertama di atas 50 persen, yaitu mencakup Aceh, Jambi, Kupang, Palangkaraya, dan Batam.
Terkait keamanan data, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menjamin kerahasiaannya. Menurutnya, hal itu diurus oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, yang dibantu oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). “Pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah perbaikan agar kelancaran penggunaan Peduli Lindungi ini semakin baik,” janji Luhut.
Hal itu ia ungkapkan dalam jumpa pers virtual bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, pada Senin, (06/09/2021).
Baca juga: PPKM Level 3 Diperpanjang, Ganjil Genap Tetap Berlaku
Menko Luhut dan menteri lainnya juga menegaskan kembali apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Covid tidak akan hilang dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, kita perlu menyiapkan diri untuk hidup bersama Covid-19 hingga kondisi ini berubah dari pandemi menjadi epidemi,” ujar Menko Luhut mengutip arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas pada hari yang sama.
Terakhir, Luhut pun berpesan agar masyarakat terus disiplin dan jangan lengah terhadap protokol kesehatan (prokes) yang menjadi faktor pengendali laju penambahan Covid-19 di masa mendatang. []