Jakarta | Produsen peralatan olahraga asal Jerman, Adidas mengalami penurunan laba bersih sebesar 38% pada kuartal I tahun ini, menjadi USD 327 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun.
Pemicu utama penurunan itu adalah anjloknya penjualan Adidas di Tiongkok, seiring dengan adanya kebijakan penguncian atau lockdown akibat Covid-19. Tiongkok memang termasuk salah satu penyumbang terbesar untuk penjualan Adidas. Tahun lalu, negara itu berkontribusi sekitar 20% terhadap total penjualan Adidas.
“Lingkungan pasar yang menantang di China, di mana penjualan turun 35% serta adanya gangguan rantai pasokan,” jelas pihak Adidas yang dilansir dari CNN.
Adidas pun memprediksi pendapatan di Tiongkok akan menurun secara signifikan pada 2022.
Seperti diketahui, Tiongkok menerapkan lockdown sangat ketat di Shanghai sejak akhir Maret lalu, akibat melonjaknya kasus Covid. Pihak berwenang memang telah menghapus sejumlah pembatasan pada bulan lalu, namun lebih dari 8 juta penduduk masih dilarang meninggalkan tempat tinggal mereka.
Tak hanya Shanghai, pembatasan di Beijing juga telah diperketat dalam beberapa hari terakhir, dan diprediksi akan sangat mempengaruhi penjualan merek-merek Barat.
Selain Adidas, kompetitor utamanya, Nike, juga mengalami penurunan pendapatan di Tiongkok sebesar 5%, selama periode Desember 2021-Februari 2022.[]