Pelopor.id | Jakarta – Otoritas China pada Senin 30 Agustus 2021 waktu setempat, melarang anak di bawah umur bermain video game pada hari-hari sekolah. Anak di bawah umur, hanya diperbolehkan main video game selama satu jam pada hari Jumat, akhir pekan dan hari libur atau 3 jam seminggu.
“Kecanduan game di kalangan anak di bawah umur dipandang sebagai hasil negatif dari popularitas video game di masyarakat.”
Aturan baru tersebut, datang dari regulator video game China, National Press and Publication Administration dan dijadwalkan mulai berlaku besok, 1 September 2021.
Sebelumnya, Tiongkok juga telah menetapkan aturan ekstensif tentang anak di bawah umur dalam bermain video game di masa lalu. Aturan ini dibuat lantaran game dituding menjadi biang keladi yang menyebabkan rabun jauh dan kecanduan di masa muda.
Pada tahun 2019, pemerintah mengumumkan bahwa gamer di bawah 18 tahun harus berhenti bermain mulai jam 10 malam sampai jam 8 pagi, serta hanya boleh bermain selama 90 menit pada hari kerja.
Setahun sebelumnya, Beijing berhenti memberikan persetuan untuk peluncuran video game baru selama hampir 9 bulan. Kebijakaan ini, merugikan perusahaan besar China seperti NetEase dan Tencent.
Lebih lanjut, Pemerintah China berencana untuk menegakkan larangan dengan mewajibkan anak di bawah umur untuk mendaftar game dengan nama asli mereka juga mengharuskan perusahaan game untuk meminta nama asli.
Terkait hal ini, beberapa perusahaan game telah mulai menggunakan sistem pendaftaran berbasis nama asli untuk membatasi waktu bermain, seperti Tencent meminta nama asli dengan hit selulernya yang sangat sukses, “Honor of Kings.”
Dalam sebuah pernyataan di akun WeChat, Tencent mengatakan bahwa mereka dengan tegas mendukung aturan baru dan akan melakukan segala upaya untuk mengikutinya. Perusahaan tersebut menyatakan telah menerapkan cara untuk mencegah anak di bawah umur dari kecanduan game sejak 2017.
Di sisi lain, Presiden firma riset Niko Partners, Lisa Cosmas Hanson menilai, adegan esports China telah berkembang pesat selama bertahun-tahun, dan para pemain dalam esports biasanya berlatih berjam-jam sehari di usia muda.
- Baca juga : Hari Game Indonesia, #MainGameLokal dan #BeliGameLokal Digemakan Kemenparekraf
- Baca juga : Konami Suntik Mati Game Sepakbola PES
“Meskipun pemerintah China baru-baru ini bersikap positif terhadap video game dan telah mempromosikan segmen seperti esports dan cloud gaming sebagai area pertumbuhan utama, kecanduan game di kalangan anak di bawah umur dipandang sebagai hasil negatif dari popularitas video game di masyarakat,” tuturnya dikutip dari The Washington post, Selasa, 31 Agustus 2021.
Menurut Lisa, anak-anak juga bisa saja lolos dari larangan tersebut jika menggunakan akun orang dewasa. Pemerintah pun, harus meminta kerjasama dari keluarga untuk mencegah taktik tersebut. []