Pelopor.id | Porang telah menjadi primadona komoditas ekspor dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Jepang, di mana porang dijadikan bahan baku beras shirataki yang sering digunakan sebagai beras diet. Pasalnya, porang memiliki kandungan glukomanan yang mempercepat rasa kenyang dan memperlambat pengosongan perut, sehingga cocok untuk diet.
Selain beras shirataki, porang pada umumnya diolah menjadi bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup. Porang juga kerap diolah sebagai produk kosmetik.
Baca juga: Syahrul Yasin Limpo: 2 Tahun Saya Jadi Menteri Tidak Pernah Impor Beras
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong pengembangan porang di Madiun, Jawa Timur. Syahrul berharap Madiun tak hanya menjadi sentra budidaya, melainkan juga turut berkembang sebagai sentra industri olahan porang. Dengan begitu, porang yang diekspor dari Madiun nantinya sudah berbentuk olahan, termasuk beras porang shirataki yang dikenal mahal.
“Kita semua tadi melihat ada proses industri sebelum porang diekspor, salah satunya bagaimana porang menjadi beras. Jadi nantinya masyarakat global tidak lagi hanya mengenal beras porang shirataki dari Jepang, tapi juga ada beras porang dari Madiun,” sebut Syahrul saat mengunjungi PT Asia Prima Konjac, salah satu pabrik porang di Madiun, Jawa Timur, pada Jumat (30/07/2021).
Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Pastikan Stok Beras Hingga Akhir Tahun Aman
Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengembangkan industri porang dalam skala luas, dari hulu hingga ke hilir dengan kelembagaan petani yang kuat. Peluang pasarnya pun cukup besar, karena permintaan ekspor dan pasar dalam negeri baru terpenuhi sebanyak 10 persen.
Madiun memang dikenal sebagai salah satu sentra pengembangan porang. Pada tahun 2020, luas lahan budidaya porang di Madiun mencapai 5.363 hektare. Pengembangan porang difokuskan di 10 kecamatan yaitu Saradan, Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng, dan Madiun.
Baca juga: Mentan Syahrul: Ketersediaan Pangan 270 Juta Rakyat Indonesia Tidak Boleh Terganggu
Sebagai upaya akselerasi, Kementan melaksanakan sejumlah program di Madiun, antara lain memberikan bantuan pupuk organic sebesar 22,8 ton, bantuan bulbil/katak Rp 400 juta, serta pendampingan dalam bentuk bimbingan teknis dan kemitraan.
Selain itu, Kementan juga turut memfasilitasi para petani untuk mengakses kredit usaha rakyat (KUR). “Sebagai salah satu percepatan pengembangan porang yang disiapkan pemerintah, tentunya kita akan terus mendorong dan memfasilitasi KUR,” ucap Syahrul. []