Pelopor.id | Jakarta – Harley Davidson, merek sepeda motor besar (moge), pada kuartal II 2021 mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 77 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kinerja cemerlang ini diraih di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Harley Davidson membukukan pendapatan sebesar US$ 1,53 miliar (Rp21 triliun US$1 = Rp14,502), dimana moge menjadi menyumbang pendapatan terbesar senilai US$ 1,33 miliar (Rp19,2 triliun) di kuartal II 2021.
Lebih lanjut, CEO Harley Davidson, Jochen Zeitz mengungkapkan, perusahaan ini mencatat kenaikan pendapatan secara year-to-date 37 persen, atau sekitar US$ 2,9 miliar selama periode enam bulan di tahun 2020.
Dikutip dari situs resmi perusahaan, keberhasilan mereka disebut tak lepas dari strategi ‘Rewire’ yang selama beberapa bulan terakhir dijalankan. Program tersebut untuk menyelaraskan rencana penjualan Harley Davidson di sejumlah negara.
- Baca juga : Ferrari Masuk Bisnis Fesyen dan Restoran
- Baca juga : Pengadilan Setujui Restrukturisasi Utang Thai Airways
Harley Davidson, berhasil mengirimkan sebanyak 56.700 unit sepeda motor ke seluruh dunia pada kuartal II 2021, sedangkan di periode sama satu tahun hanya 28.400 unit. Kontribusi penjualan motor terbesar berasal dari kampung halamannya, Amerika Serikat, sebesar 43 persen dan kenaikan 38 persen secara year to date.
Namun secara umum, penjualan global Harley Davidson secara umum menunjukkan penurunan, misalnya di Amerika Utara mencatat penurunan drastis sebesar 31 persen, di Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA), penjualan pada kuartal II merosot 7 persen, sementara Asia Pasifik mencatat penurunan penjualan 13 persen mengutip Paultan.[]