Pelopor.id | Jakarta – Kebuntuan yang semakin dipertaruhkan antara mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan penyelidik federal mendarat di pengadilan Kamis (01/09/2022), setelah berhari-hari pengungkapan yang menjadi berita utama seputar dokumen-dokumen sangat rahasia yang disita oleh FBI dari rumah Trump di Florida.
Pengacara Trump meminta agar pihak luar ditunjuk untuk menilai kembali penyaringan dokumen sensitif pemerintah, untuk menentukan apakah ada “informasi yang sangat pribadi” yang harus dikembalikan atau dilindungi oleh klaim hak istimewa.
Pengadilan federal telah menunjukkan “niat awal” untuk menyetujui tinjauan independen, yang berarti ada sedikit intrik sehubungan dengan tujuan sidang yang dinyatakan. Tetapi permintaan itu telah meningkatkan taruhan secara signifikan.
Beberapa analis melihat langkah itu sebagai upaya Tim Trump untuk memperumit penyelidikan.
Itu juga mendorong pengungkapan yang membakar oleh Departemen Kehakiman tentang bukti terhadap Trump yang ditemukan dari penggeledahan kediamannya di Mar-a-Lago di Florida selatan bulan lalu.
Dalam pengajuan pada Selasa, pejabat pemerintah mengatakan bahwa mereka memiliki bukti upaya untuk menyembunyikan dokumen rahasia, meskipun ada permintaan juri pada bulan Mei bahwa Trump menghasilkan catatan yang dihapus dari Gedung Putih pada Januari 2021.
Beberapa file sangat sensitif, kata mereka, sehingga agen federal dan personel Departemen Kehakiman membutuhkan izin keamanan yang ditingkatkan untuk melihat materinya.
Pengajuan itu juga menyatakan bahwa agen FBI menemukan dokumen rahasia di laci meja Trump dengan paspornya.
“Lokasi paspor adalah bukti yang relevan dalam penyelidikan penyimpanan yang tidak sah dan kesalahan penanganan informasi pertahanan nasional,” kata departemen itu seperti dikutip dari AFP.
Pengarsipan tersebut memberikan laporan paling rinci tentang upaya selama satu setengah tahun untuk memulihkan ratusan file rahasia yang dibawa secara tidak benar ke Mar-a-Lago ketika Trump meninggalkan kantor.
Dan klaim menghalangi pencarian FBI menambah tekanan hukum lebih lanjut pada mantan presiden, yang menyangkal semua kesalahan.[]