California Bakal Larang Mobil Berbahan Bakar Fosil Mulai 2035

- Editor

Kamis, 25 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/ LeeRosario)

Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/ LeeRosario)

Pelopor.id | Jakarta – Semua mobil baru yang dijual di California, Amerika Serikat (AS), pada tahun 2035 wajib nol emisi di bawah rencana yang ditetapkan untuk diadopsi oleh negara bagian minggu ini, yang merupakan salah satu upaya mendorong evolusi bahan bakar fosil.

Proposal yang akan diperdebatkan oleh California Air Resources Board (CARB) pekan ini bakal meresmikan target yang ditetapkan oleh Gubernur Gavin Newsom, dan kemungkinan akan mendorong negara bagian AS lainnya ke arah yang sama.

Rencana tersebut juga mencakup sejumlah langkah tambahan yang mengamanatkan lebih dari sepertiga dari penjualan mobil tahun 2026 di negara bagian menjadi nol emisi, dan lebih dari dua pertiga pada tahun 2030.

“Ini sangat monumental. Ini adalah hal terpenting yang telah dilakukan CARB dalam 30 tahun terakhir. Ini penting tidak hanya untuk California, tetapi juga penting bagi negara dan dunia,” kata anggota dewan Daniel Sperling kepada CNN.

Dengan demikian, aturan yang diberlakukan di sana berdampak pada rencana produksi produsen di seluruh negeri, serta lebih jauh, karena mereka tidak boleh ketinggalan. Ini berarti California dapat, pada dasarnya, menetapkan standar nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, yurisdiksi di seluruh dunia, terutama di Eropa, telah mengarahkan pandangan mereka pada sektor mobil yang berpolusi. Norwegia bertujuan agar semua mobil baru menghasilkan nol emisi knalpot pada tahun 2025.

Inggris, Singapura dan Israel menargetkan 2030, sedangkan Uni Eropa ingin mengakhiri penjualan mobil bensin dan diesel baru pada 2035.

Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia, termasuk penggunaan bahan bakar fosil, telah meningkatkan suhu rata-rata di sekitar planet ini, mempengaruhi pola cuaca dan memperburuk bahaya alam seperti kebakaran hutan dan badai.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Pengawasan Diperketat, Microsoft Hentikan Layanan LinkedIn di China

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:18 WIB

Mahkamah Konstitusi Terima Perbaikan Permohonan Uji Materi UU Hak Cipta dari VISI

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:06 WIB

Hadir Sebagai Solois, Jack Andie Rilis Single Jangan Menangis

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:32 WIB

Unit Pop Alternatif, Lomba Sihir Rilis Album Kedua Berjudul Obrolan Jam 3 Pagi

Rabu, 7 Mei 2025 - 23:35 WIB

Solois Asal Surabaya, Ardhita Rilis Single Debut Bertajuk Stupidly

Berita Terbaru

Penyanyi solo, AMIS. (Foto: Istimewa)

Musik

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

Grup duo folk, Daun Jatuh. (Foto: Istimewa)

Musik

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Poster promosi Djakarta Warehouse Project 2025 (DWP25). (Foto: IStimewa)

Musik

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB