Pelopor.id | Jakarta – Mantan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Rabu (17/08/2022) membela pengaturan rahasia yang dia buat untuk bersumpah pada portofolio utama, termasuk pertahanan dan perbendaharaan, dengan mengatakan hanya menggunakan peran dalam keadaan darurat selama pandemi.
Pengungkapan tentang tindakan terselubung Morrison, yang diberi label oleh penggantinya sebagai pembentukan pemerintah bayangan, telah memicu badai politik di Australia pekan ini.
Selama konferensi pers, Morrison menolak seruan bahwa dia mengundurkan diri dari parlemen, termasuk dari menteri dalam negerinya sendiri.
Morrison menghadapi rentetan pertanyaan tentang mengapa dia gagal memberi tahu publik, atau bahkan banyak rekan menterinya, bahwa dia memberi dirinya kekuatan tambahan.
Dia menegaskan tidak mendapatkan keuntungan pribadi dari dilantik untuk mengelola lima portofolio dan menekankan bahwa pengaturan itu hanya untuk digunakan dalam keadaan darurat, seperti jika seorang menteri meninggal selama pandemi.
Melansir AFP, Morrison mengatakan dia hanya menggunakan kekuatan satu kali, yaitu mengesampingkan menteri sumber dayanya dan memblokir proyek gas lepas pantai yang kontroversial, sebuah langkah yang dia akui terpisah dari pandemi.
Selama masa kekuasaannya, Morrison rutin dikritik karena kurangnya transparansi, sebuah dakwaan yang meledak ke panggung global ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduhnya berbohong atas kesepakatan kapal selam yang ditinggalkan.[]