Pelopor.id | Jakarta – Saham Thai Beverage Plc merosot pada hari perdagangan Jumat, setelah perusahaan kembali menunda penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) unit pembuatan birnya di Singapura, dengan alasan kondisi pasar yang menantang berkepanjangan.
Saham produsen bir Chang merosot 4,4%, yang menjadi penurunan terbesar dalam lebih dari setahun. Sebelumnya pada Kamis, perusahaan menyebutkan akan terus memantau kondisi pasar dan mencari peluang memaksimalkan nilai pemegang saham, termasuk kemungkinan meninjau daftar spin-off yang diusulkan pada waktu yang tepat.
Pengumuman itu datang hanya beberapa bulan setelah perusahaan menyatakan berminat melanjutkan pencatatan BeerCo, rencana yang telah dibatalkan beberapa kali, dan melakukan IPO sebanyak 20% saham di perusahaan.
ThaiBev, yang dikendalikan oleh miliarder Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi, berusaha mengumpulkan antara USD 800 juta dan USD 1 miliar dalam IPO, menurut sejumlah orang yang mengetahui masalah tersebut.
“Keraguan di pihak ThaiBev mungkin terkait dengan masalah likuiditas di wilayah ini. Ini adalah dakwaan terhadap kondisi pasar daripada cerminan kinerja operasi bisnis bir,” kata Nirgunan Tiruchelvam, seorang analis di Tellimer di Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg.
BeerCo menerima persetujuan bersyarat dari Bursa Singapura untuk pencatatan dan mulai mengukur permintaan investor untuk penawaran tersebut pada bulan Juni.
ThaiBev sebelumnya telah menghentikan rencana IPO pada Mei 2020 karena penguncian negara pada hari-hari awal Covid-19. Upaya kedua digagalkan oleh gelombang terburuk wabah negara itu.[]