Pelopor.id | Jakarta – Aktivitas pabrik di Tiongkok kembali menurun drastis akibat peningkatan kasus Covid-19 pada Juli 2022. Data Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur turun dari 50,2 pada Juni 2022 menjadi 49,0 pada Juli 2022.
Menurut Ahli Statistik Senior NBS Zhao Qinghe, angka itu adalah yang terendah dalam tiga bulan terakhir.
“Tingkat kemakmuran ekonomi di Tiongkok telah turun, fondasi untuk pemulihan masih membutuhkan konsolidasi,” kata Zhao seperti dikutip dari Reuters.
Zhao mengatakan bahwa penurunan berkelanjutan terjadi pada industri padat energi, seperti bensin, batu bara kokas, dan logam besi, sehingga berdampak besar pada penurunan PMI manufaktur di Juli 2022.
Bahkan, sub-indeks untuk output dan pesanan baru, masing-masing turun 3 poin dan sekitar 2 poin di bulan Juli. Sedangkan sub-indeks ketenagakerjaan ikut turun tipis 0,1 poin.
Ekonomi Tiongkok hampir tak bergerak pada kuartal kedua tahun ini di tengah lockdown yang meluas, dan para pemimpin negara baru-baru ini mengisyaratkan kebijakan ketat terhadap kasus Covid tetap menjadi prioritas utama.
Pemerintah Tiongkok bahkan sudah siap kehilangan target pertumbuhan PDB sekitar 5,5% untuk tahun ini. Hal itu berdasarkan laporan media milik pemerintah setelah pertemuan tingkat tinggi Partai Komunis yang berkuasa.
Keputusan Beijing tidak menyebutkan target telah meredam spekulasi bahwa pihak berwenang akan meluncurkan sejumlah langkah stimulus secara besar-besaran, seperti yang sering terjadi pada penurunan sebelumnya.[]