Pelopor.id | Jakarta – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) akan membatasi jumlah subsidi untuk manufaktur semikonduktor. Presiden AS Joe Biden juga tidak akan membiarkan perusahaan menggunakan dana bantuan itu untuk mengisi keuntungan.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan persetujuan akhir untuk undang-undang yang menyediakan dana pemerintah senilai USD 52 miliar untuk meningkatkan manufaktur dan penelitian semikonduktor.
Mengutip Reuters, Biden diprediksi akan menandatangani undang-undang tersebut pada awal pekan depan.
Pada akhir pekan, Departemen Perdagangan AS menyebutkan bahwa penghargaan perusahaan chip tidak akan lebih besar dari yang diperlukan untuk memastikan proyek itu terwujud di AS. Langkah ini juga sebagai upaya mencegah kompetisi subsidi antara negara bagian.
Ketua Congressional Progressive Caucus Pramila Jayapal mengatakan kekhawatirannya bahwa produsen chip akan menggunakan dana subsidi untuk pembelian kembali saham atau membayar dividen. Kelompok itu pun melakukan negosiasi dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.
Setelah bernegosiasi, juru bicara Congressional Progressive Caucus menyatakan yakin bahwa departemen akan memastikan dana tidak dapat digunakan untuk pengayaan diri perusahaan.
Departemen Perdagangan menegaskan, pelamar harus memberikan informasi keuangan terperinci dan proyeksi untuk proyek yang diusulkan dan rencana investasi modal.
Departemen berjanji akan memberikan preferensi dalam penghargaan kepada perusahaan yang berkomitmen melakukan investasi masa depan yang menumbuhkan industri semikonduktor domestik AS dan tidak terlibat dalam pembelian kembali saham.
Undang-undang tidak melarang pembelian kembali saham oleh perusahaan yang menerima dana pemerintah, namun melarang penggunaan dana hibah untuk pembelian kembali.[]