Nelayan Lampung Beberkan Hasil Tangkapan Rajungan dengan Bubu

- Editor

Jumat, 8 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Hasil tangkapan rajungan menggunakan alat tangkap bubu lebih baik dan meningkat dibandingkan menggunakan trawl. Selain itu rajungan banyak yang tidak utuh karena rusak terjerat jaring apabila menggunakan trawl.”

Pelopor.id – Nelayan Pesisir Timur Lampung mengaku, mengalami kenaikan pendapatan pasca beralih alat tangkap dari trawl ke bubu. Selain membuat lingkungan laut lebih lestari, alat tangkap yang direkomendasikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut secara perlahan berhasil memperbaiki perekonomian nelayan setempat.

Nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Maju Jaya Bahari, Andi Asnawi Lampung mengaku selain tidak merusak lingkungan, menggunakan bubu lebih hemat bahan bakar, dan hasil tangkapan juga memiliki harga lebih tinggi dibandingkan menggunakan trawl.

“Saya merasakan manfaat bubu dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Selain itu biaya operasional juga dapat lebih ditekan,” tuturnya Jumat,(08/07/2022).

Asnawi menjelaskan, operasional menggunakan bubu membutuhkan 100 liter bahan bakar yang dapat digunakan 5 hari. Sementara saat menggunakan trawl hanya cukup untuk 1 hari. Perbedaan ini cukup signifikan bagi Asnawi yang saat ini memiliki 10 unit kapal.

“Hasil tangkapan rajungan menggunakan alat tangkap bubu lebih baik dan meningkat dibandingkan menggunakan trawl. Selain itu rajungan banyak yang tidak utuh karena rusak terjerat jaring apabila menggunakan trawl,” tegasnya.

Saat ini, Asnawi juga menjadi pembina nelayan di wilayahnya, Desa Kuala Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Dari sekitar 300 kapal di daerahnya, 100 unit telah beralih ke bubu.

Baca Juga :   Dua Rumah Mewah di Green Lake Surabaya Disita Polisi Terkait Kasus Robot Trading Viral Blast

“Secara bertahap pembinaan akan terus dilakukan bersama pemerintah pusat dan daerah. Kami terus mendorong agar nelayan Lampung dapat menerapkan praktik penangkapan berkelanjutan demi menjaga keberlangsungan sumber daya rajungan dan perekonomian lokal,” tegasnya.

Apa itu Bubu dan bagaimana cara menggunakannya?

Bubu adalah alat penangkapan ikan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari kawat atau kayu/bambu. Bubu, dirancang sedemikian rupa agar ikan dapat masuk namun sulit untuk keluar. Biasanya, nelayan memasang atau menempatkan bubu pada kedalaman 10 sampai 20 meter menggunakan batu sebagai pemberat dan menariknya ke permukaan setelah 3 hingga 12 jam. Cara pengoperasiannya tergolong ramah lingkungan dan tidak mengganggu keberlangsungan ekosistem laut.

Asnawi sendiri, berkomitmen beralih menggunakan alat tangkap ikan ini sejak 2019 setelah bergabung pada Komite Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. Komite ini terdiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah daerah, perwakilan nelayan, perwakilan aktor rantai pasok, universitas, Non Government Organization termasuk Environmental Defense Fund (EDF) dan Mitra Bentala.

Baca Juga :   Mengenal Republik Lele Kediri yang Berdiri Sejak 1985

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ridwan Mulyana menjelaskan, Komite Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan berfokus pada keberlanjutan sumber daya ikan dengan pelarangan alat penangkapan ikan yang merusak. Selain itu juga mendukung peningkatan kapasitas masyarakat setempat melalui berbagai jenis pelatihan untuk nelayan.

“Program Komite Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan yang merupakan kerja sama antara KKP dengan EDF ini telah menjangkau lebih dari 170 nelayan di lima desa di Lampung yang berfokus pada pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan,” tandasnya. []

Baca Juga :   Mensos Gandeng 5.140 Mahasiswa untuk Cari Solusi Atasi Kemiskinan
Facebook Comments Box

Berita Terkait

Ekspansi Layanan Gas Bumi PGN: Cluster Althia Park Jadi Titik Distribusi Terbaru
Bank DKI Dukung Pencanangan Blok M oleh Gubernur Pramono sebagai Hub Baru Jakarta
Kebut Jargas Bintaro, PGN Aliri Gas Kebayoran Villas dan Terrace
TIDAR di Bawah Rahayu Saraswati: Fokus pada Kemandirian Ekonomi dan Kepemimpinan Pemuda
Layanan Transfer Antar-Bank via RTOL melalui JakOne Mobile Bank DKI Telah Normal
Crayon Cosmos Kembali dengan Single Percuma
Bagikan Dividen Rp249,31 Miliar, Bank DKI Siap Bertransformasi Melalui IPO
Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:37 WIB

SaladKlab Gebrak Kancah Musik Elektronik Lewat EP No Wassap

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:44 WIB

Usung #MomentumLoDimulai, Kolektif Soundwich Resmi Diluncurkan

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:03 WIB

Dari 2015 ke 2025, Bemby Gusti Hadirkan Evolusi Suara dalam Single Rayuan Nan Elok

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:42 WIB

Kay Sebastene Unjuk Keberanian untuk Jujur Lewat Single I’M NOT

Berita Terbaru

Poster konser Muse di Jakarta. (Foto: Instagram/muse)

Musik

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Jun 2025 - 02:06 WIB

Penyanyi solo, Meha. (Foto: Istimewa)

Musik

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Jumat, 13 Jun 2025 - 00:57 WIB