Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, dirinya sepakat dengan tiga highlight hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Indonesia Homestay Association (IHSA) yakni Identity of Accommodation, Investment Bridge, dan Marketing House.
“Sepakat….Bagus Mas Tourism,” tutur Menparekraf Mengomentari poin penting dari acara yang dilaksanakan di Desa Wisata Tembi, Yogyakarta pada Sabtu, (02/07/2022) itu.
Ketua Dewan Pengawas IHSA, Taufan Rahmadi menjelaskan, melalui identitas Akomodasi Asli Nusantara (Identity of Accommodation), IHSA harus mampu menghadirkan dan menjadi representasi dari identitas layanan pariwisata khas Nusantara.
“Dalam hal ini, IHSA bisa berperan dalam menjaga kelestarian arsitek nusantara di dalam setiap desain bangunan para anggotanya. IHSA sebagai jembatan untuk Investasi dan Lembaga Pembiayaan (Investment Bridge),” kata Mas Tourism panggilan akrab Sandiaga kepada Taufan.
Selanjutnya jembatan untuk Investasi dan Lembaga Pembiayaan (Investment Bridge). Menurut Taufan, IHSA harus mampu menjadi jembatan bagi bertemunya investor, pemodal atau pun lembaga pembiayaan dengan para anggotanya di dalam menjalin kerjasama usaha untuk mengembangkan homestay yang dimilikinya.

Sedangkan yang ketiga mengenai Rumah Pemasaran Homestay Indonesia (Marketing House). Dimana IHSA menjadi wadah untuk membantu pemasaran dan berperan memberi ruang bagi para anggotanya untuk bertemu dengan para buyer, agen perjalanan di dalam meningkatkan kunjungan tamu atau wisatawan.
Dihubungi secara terpisah Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Indonesia Homestay Association (DPP IHSA) Alvy Pongoh menyatakan dirinya mendukung 3 tiga poin penting hasil Rapimnas yang disampaikan Taufan. Selain itu, dirinya juga bakal mengkampanyekan program living with locals staying at homestay.
“Program living with locals staying at homestay. Artinya, kita kalau mau tinggal bersama dengan orang lokal maka tinggal lah di homestay,” tuturnya Minggu, (03/07/2022).
Alvy juga menyimpulkan, dari Rapimnas ini ada 3 program besar yang akan dikerjakan IHSA yang disebut sebagai 3D.
1. Database
Dalam program ini, IHSA akan mulai mengumpulkan dan menginventarisir data mengenai banyaknya homestay yang ada di Indonesia atau di 37 Provinsi. juga di seluruh Kabupaten/Kota karena potensinya akan lebih besar lebih banyak dari jumlah hotel.
“Program database ini termasuk mengembangkan aplikasi keanggotaan sehingga mereka bisa bergabung, kita punya database,” ungkap Alvy.

2. Digitalisasi
Sejalan dengan program yang sudah dijalankan oleh Kemenparekraf, dimana digitalisasi ini didukung untuk tidak hanya masuk ke desa wisata tetapi juga masuk ke homestay serta UMKM yang lain.
“Karena ini memudahkan transaksi pembelian ataupun penjualan di pelaku usaha homestay dan perbankan nasional pun dalam hal ini diinisiasi supaya mendukung, mendorong UMKM untuk go digital karena akan mempercepat proses transaksi mereka,” tandas Alvy.
3. Desa Wisata
IHSA bakal berfokus pada homestay-homestay yang ada desa wisata. Pasalnya, sebuah desa bisa disebut sebagai desa wisata kalau ada homestay di dalamnya. Dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) besutan Kemenparekraf pun, salah satu komponen penilaiannya adalah homestay. Jadi yang membedakan desa wisata dengan wisata pedesaan itu homestay.
“Kalau desa wisata berarti live-in ya, tamunya ini datang berkunjung menginap sehingga diperlukan homestay tetapi kalau tamunya cuma datang lihat-lihat, foto-foto trus pulang itu namanya wisata pedesaan tidak bisa disebut desa wisata dan tidak ada homestay-nya.” tandas Alvy. []