Jakarta | Harga spot gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Asia melanjutkan tren kenaikannya pekan ini, akibat kekhawatiran pengetatan pasar lebih lanjut menyusul pemadaman besar-besaran di pabrik Freeport dan berkurangnya aliran gas Rusia ke Eropa mendorong pembeli untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
Berdasarkan sumber industri, harga rata-rata LNG untuk pengiriman Agustus ke Asia timur laut diperkirakan mencapai USD 37 per juta British thermal unit (mmBtu), naik USD 0,5 atau 1,4% dari minggu sebelumnya.
“Pasar kembali dalam suasana bullish, dengan harga naik 60% dalam beberapa minggu, dan kami memperkirakan ini akan berlanjut,” kata analis LNG di perusahaan intelijen data ICIS, Alex Froley, seperti dikutip dari Reuters.
Froley mengaitkan kenaikan itu dengan aliran Rusia yang lebih rendah ke Eropa dan penutupan pabrik 15 juta ton per tahun yang dioperasikan oleh Freeport LNG di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, tidak satu pun dari sumber gas tersebut tampaknya akan meningkat lagi dalam waktu dekat.
“Kami melihat harga yang lebih kuat sebagian besar didorong oleh pengetatan tiba-tiba dalam pasokan LNG global, sebagai lawan dari permintaan, menyusul pemadaman LNG Freeport dan aliran Rusia yang lebih rendah, karena hal ini menimbulkan kekhawatiran akan laju injeksi yang lebih lambat ke penyimpanan gas UE,” kata analis di perusahaan data dan analitik Kpler, Ryhana Rasidi.
Menurutnya, hal ini akan membuat sejumlah pembeli Eropa enggan menyerahkan pasokan ke importir lain, yang akan menambah lebih banyak persaingan ke pasar dan bisa membuat harga LNG Asia tetap tinggi.
Gazprom telah mengurangi kapasitas pipa Nord Stream 1 yang berjalan di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman sebesar 60%, dengan alasan masalah peralatan. NS1 diprediksi akan menjalani perawatan pada bulan Juli.[]