Jakarta | Pabrik Samsung Electronics di Tiongkok mengalami hambatan dalam memproduksi chip, lantaran kekurangan bahan utama yang diimpor dari Korea Selatan. Hal itu terjadi akibat sopir truk di Korea Selatan sedang melakukan mogok kerja.
Pasalnya, serikat pekerja menuntut jaminan upah minimum dan memprotes kenaikan harga bahan bakar. Serikat dan pemerintah masih belum menemui titik tengah, meski sudah melalui empat kali negosiasi. Serikat pun menyatakan akan tetap melanjutkan mogok kerja.
Menurut laporan Asosiasi Perdagangan Internasional Korea atau Korea International Trade Association (KITA) pada Selasa (14/06/2022), ada sekitar 90 ton bahan baku untuk membersihkan chip, isopropil alkohol (IPA), atau setara pengiriman selama satu minggu yang telah tertunda.
Melansir Reuters, pabrik Samsung di Tiongkok memproduksi chip memori flash NAND, yang digunakan untuk penyimpanan data di pusat data, smartphone dan perangkat elektronik lainnya.
Sebelumnya, pabrik Samsung di Tiongkok juga telah mengalami gangguan produksi sejak awal tahun ini akibat adanya pembatasan aktivitas terkait kebijakan nol Covid-19. Hal itu mendorong kenaikan harga chip NAND di pasar global.
Melalui pabriknya di Tiongkok, Samsung sukses menyumbang sekitar 43% dari total kapasitas produksi memori flash NAND dan 15% dari keseluruhan kapasitas output global.
Aksi mogok kerja para sopir truk yang telah berlangsung seminggu ini telah membuat produksi dan pengiriman bahan baku terhenti, yang diprediksi merugikan sektor industri Korea Selatan lebih dari USD 1,2 miliar.[]