Jakarta | Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengeluarkan proklamasi pada Senin (06/06/2022) yang memungkinkan panel surya diimpor ke AS dari Thailand, Malaysia, Kamboja dan Vietnam tanpa risiko tarif untuk periode 24 bulan. Hal ini diungkapkan oleh sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Keputusan itu muncul di tengah kekhawatiran akan dampak penyelidikan Departemen Perdagangan AS selama berbulan-bulan tentang apakah impor panel surya dari empat negara Asia Tenggara menghindari tarif barang-barang buatan Tiongkok.
Sumber itu menambahkan bahwa Biden juga akan meminta Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mendorong pembuatan panel surya AS dan teknologi bersih lainnya di masa depan, dengan dukungan pinjaman dan hibah.
Mengutip Reuters, gubernur negara bagian, anggota parlemen, pejabat industri dan pemerhati lingkungan telah menyatakan keprihatinan atas penyelidikan, yang dapat mengakibatkan tarif surut hingga 250%.
Hal ini pada dasarnya telah menghentikan impor dari Kamboja, Malaysia, Thailand dan Vietnam, yang menyumbang lebih dari setengah pasokan panel surya AS dan 80% dari impor.
Sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya ini mengatakan, tindakan Biden akan membawa kepastian kembali ke pasar tenaga surya AS dan menghilangkan kekhawatiran perusahaan tentang harus menahan miliaran dolar dalam cadangan untuk membayar tarif potensial.
Masalah ini telah menciptakan dilema unik bagi Gedung Putih, yang ingin menunjukkan kepemimpinan AS dalam perubahan iklim, sebagian dengan mendorong penggunaan energi terbarukan, sambil menghormati dan menjaga jarak dari proses investigasi.[]