PMI Manufaktur Indonesia Masih di Level Ekspansif Meski Melambat

- Editor

Minggu, 5 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. (Foto: Pelopor.id/Kemenperin)

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. (Foto: Pelopor.id/Kemenperin)

Jakarta – Aktivitas sektor industri Indonesia masih menunjukkan level ekspansi seiring data S&P Global yang menunjukkan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 50,8 pada bulan Mei 2022.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menegaskan, meski mengalami perlambatan dibanding bulan sebelumnya, sentimen bisnis terkait perkiraan 12 bulan output bertahan positif.

“Tahap ekspansi ini menggambarkan selama sembilan bulan berturut-turut kondisi bisnis membaik pada seluruh sektor manufaktur Indonesia,” tuturnya di Jakarta, Sabtu (04/06/2022).

Menurut Febri, perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Mei, utamanya disebabkan karena terkendala pasokan.

“Adanya libur panjang Lebaran di minggu awal Mei 2022 misalnya, menjadi salah satu faktor gangguan terhadap rantai pasokan sektor industri,” ucapnya.

Kemudian, faktor pelarangan ekspor CPO dan minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng curah di dalam negeri juga mempengaruhi kondisi sektor manufaktur.

Baca Juga :   Panasonic Manufacturing Indonesia Ekspor Lemari Es Perdana ke Kamboja

S&P Global juga melaporkan, aktivitas pabrik di Asia melambat akibat pembatasan ketat Covid-19 di Tiongkok sehingga menghambat rantai pasokan dan permintaan. Ditambah dengan adanya dampak perang Rusia-Ukraina yang membuat kekhawatiran terhadap pasar.

“Kami melihat, aktivitas sektor industri di sejumlah negara Asia seperti Taiwan, Malaysia, Filipina dan Australia juga mengalami penurunan permintaan pada bulan lalu. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk segera memacu kembali laju produktivitas sektor industrinya,” tegas Febri.

Ia juga menerangkan, Pemerintah Indonesia tetap fokus untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, khususnya dalam pengembangan sektor industri.

Baca Juga :   Pemerintah Cabut Aturan Wajib Test Antigen dan PCR untuk Perjalanan Domestik

“Industri manufaktur menjadi indikator paling kuat dalam menilai ketahanan ekonomi suatu negara. Apalagi, industri manufaktur di Indonesia selama ini telah menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional,” tandasnya.

Adapun pada triwulan I tahun 2022, industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01%.

Kinerja sektor manufaktur tersebut juga naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71%.

Baca Juga :   Krisis Chip Global, Samsung Buka Pabrik di Texas AS

“Capaian tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan pemerintah berjalan baik dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kami akan kawal terus sehingga momentum tren pertumbuhan positif ini dapat terjaga sepanjang tahun,” sebut Febri.

Di samping itu, beberapa kinerja gemilang sektor manufaktur, antara lain adalah kontribusi industri manufaktur sebesar 76,37% yang mendominasi capaian nilai ekspor nasional pada kuartal I-2022.

Sepanjang periode Januari-Maret 2022 tersebut, kinerja ekspor industri pengolahan menembus USD50,52 miliar atau naik 29,68% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Jubir Kemenperin
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif. (Foto: Pelopor.id/Kemenperin)

 

Selanjutnya, realisasi investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17% (y-o-y). Kinerja investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp103,5 triliun.

Jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7% terhadap total nilai investasi di tanah air pada triwulan I tahun 2022, yang menembus Rp282,4 triliun.

“Dalam upaya strategis untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah Indonesia juga meningkatkan investasi di tingkat daerah dan mendorong perluasan industri melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di tingkat daerah,” pungkasnya.

Baca Juga :   Produsen Gula Terbesar Dubai Siap Investasi US$ 2 Miliar di Indonesia

Salah satu wujud dukungan pemerintah dalam upaya pengembangan sektor industri dilakukan dengan membangun kawasan ekonomi strategis yang bertujuan untuk mendorong daya saing sektor industri dengan memberikan insentif kepada Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus, serta mendukung pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan.

Pembangunan tersebut akan mengikuti kerangka berkelanjutan dan ramah lingkungan yang sejalan dengan kesepakatan bersama di tingkat global yang tercermin dalam 17 pilar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selain itu, Pemerintah mendorong terwujudnya Eco-Industrial Park (EIP) secara bertahap bagi seluruh industri di Indonesia. Penerapan EIP ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja ekonomi bagi industri melalui minimalisasi dampak lingkungan.

Baca Juga :   Kemenperin: Industri Pengolahan Porang Patut Jadi Prioritas

Serta mengubah paradigma ekonomi linier menjadi ekonomi sirkular dengan penerapan desain, perencanaan, implementasi infrastruktur yang berkelanjutan, serta penerapan konsep produksi yang bersih, pencegahan polusi, efisiensi energi, dan kolaborasi bisnis.

Menanggapi hasil survei PMI Manufaktur Indonesia pada Mei, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence mengatakan, kondisi bisnis pada seluruh sektor manufaktur Indonesia membaik pada laju lebih lambat pada bulan Mei.

“Kabar baiknya adalah permintaan terus naik, namun harus diperhatikan seberapa jauh output manufaktur mungkin akan terdampak ke depannya,” tandas Jingyi Pan.

Baca Juga :   Hujan Semalaman 92 RT di Jakarta Terendam Banjir

Sementara PMI Manufaktur Indonesia pada Mei masih unggul dibanding PMI Manufaktur Malaysia (50,1), Taiwan (50,0), Myanmar (49,9) dan China (48,1). []

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank (KUB) Bersama Bank Maluku Malut
Ekspansi Layanan Gas Bumi PGN: Cluster Althia Park Jadi Titik Distribusi Terbaru
Bank DKI Dukung Pencanangan Blok M oleh Gubernur Pramono sebagai Hub Baru Jakarta
Kebut Jargas Bintaro, PGN Aliri Gas Kebayoran Villas dan Terrace
Bank DKI Menyikapi Proses Hukum Terkait Kredit kepada PT Sritex
Dengan JakMob, Bank DKI Dukung Layanan Transportasi Umum Gratis di Jakarta
Bagikan Dividen Rp249,31 Miliar, Bank DKI Siap Bertransformasi Melalui IPO
IM3 Platinum dan Apple Hadirkan Pengalaman Premium di Peluncuran Bundling iPhone 16

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 13:17 WIB

Adnan Veron, Arsyih Idrak, dan Liquid Silva Ajak Dunia Berdansa Lewat Move Dat Thing

Kamis, 19 Juni 2025 - 01:16 WIB

Swag Event Edisi 107 Hadirkan Rio Faturachman, Lucy dan Luma

Rabu, 18 Juni 2025 - 20:27 WIB

Main-Main di Cipete Edisi 16 Hadirkan Alvin Wardiman, Adnan Nanda, El Michael, dan Syauqi Destanika

Rabu, 18 Juni 2025 - 19:33 WIB

Ussy Pieters Lepas Single Sampai Kapan di Usia 71 Tahun

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Berita Terbaru

Maestro Harpa Indonesia, Ussy Pieters. (Foto: Istimewa)

Musik

Ussy Pieters Lepas Single Sampai Kapan di Usia 71 Tahun

Rabu, 18 Jun 2025 - 19:33 WIB