Jakarta | Layanan penyewaan rumah Airbnb dikabarkan menutup bisnisnya di Tiongkok akibat penguncian atau lockdown pandemi tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Hal itu diungkapkan oleh sumber yang dekat dengan perusahaan.
Melansir AFP, Airbnb disebut tidak akan lagi memesan masa inap atau pengalaman pengunjung di Tiongkok, sebaliknya berfokus pada membantu orang-orang di sana dengan rencana perjalanan ke luar negeri. Namun, perusahaan yang berbasis di San Francisco itu menolak berkomentar.
Airbnb meluncurkan bisnisnya di Tiongkok enam tahun lalu, dan telah memesan penginapan di rumah-rumah di sana untuk sekitar 25 juta tamu. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok hanya menyumbang sekitar satu persen dari total pemesanan Airbnb.
Airbnb memang menghadapi persaingan yang kuat di Tiongkok, ditambah lagi dengan adanya pandemi yang membuat operasinya di sana lebih rumit dan mahal.
Perusahaan tersebut berharap pariwisata outbound dari Tiongkok yang telah booming sebelum pandemi bisa pulih kembali ketika pembatasan Covid dilonggarkan dan perbatasan dibuka kembali.
Pemesanan di Airbnb mencapai titik tertinggi baru pada kuartal pertama tahun ini, kata perusahaan itu dalam laporan pendapatan baru-baru ini, menandakan bahwa permintaan perjalanan yang tertahan oleh pandemi sedang dilepaskan.
Menurut Airbnb, terlepas dari lonjakan Omicron dan tingkat infeksi yang terus-menerus, pemesanan untuk pengalaman penginapan dan perjalanan mencapai 102 juta dalam tiga bulan pertama tahun ini, menetapkan rekor kuartalan baru.[]