Jakarta | Penguasa lama de facto Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ditunjuk menjadi presiden pada akhir pekan kemarin, sehari setelah kematian mantan pemimpin Sheikh Khalifa.
Kenaikan Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, 61, diharapkan secara luas. Itu terjadi setelah dia memimpin doa pemakaman dan membantu membawa jenazah Sheikh Khalifa, 73, yang dimakamkan di pemakaman Al Bateen di Abu Dhabi setelah upacara sederhana pada Jumat.
Mengutip AFP, Sheikh Mohamed kini mengambil kendali resmi atas negara gurun berpenduduk 10 juta orang, yang mayoritas adalah ekspatriat. Dia juga menggantikan Sheikh Khalifa sebagai penguasa Abu Dhabi, yang menguasai 90 persen kekayaan minyak UEA.
Sheikh Mohamed, yang sering dikenal sebagai “MBZ” dan dinobatkan sebagai putra mahkota Abu Dhabi pada November 2004, juga menjabat sebagai wakil komandan angkatan bersenjata dan ketua Dewan Eksekutif Abu Dhabi, yang mengendalikan keuangan substansial emirat.
UEA, bekas protektorat Inggris, telah berubah dari pos terdepan gurun menjadi negara berkembang pesat dalam sejarah singkatnya, didorong oleh kekayaan minyaknya dan kebangkitan Dubai sebagai pusat perdagangan dan keuangan.
Sheikh Mohamed mengambil peran utama setelah Sheikh Khalifa mundur dari pandangan publik pada tahun 2014, ketika dia menjalani operasi setelah stroke. Penyebab kematiannya tidak diumumkan.
Para analis menilai, presiden baru UEA kemungkinan akan menghadapi persaingan yang lebih besar dengan status UEA sebagai pusat keuangan regional, terutama dari Arab Saudi, dan mungkin memperkuat pendiriannya terhadap Iran. []