Jakarta | Senat Amerika Serikat (AS) pada Kamis (12/05/2022) mengkonfirmasi Jerome Powell untuk masa jabatan kedua sebagai kepala bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Pemungutan suara dilakukan di tengah inflasi yang telah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun, didorong oleh konflik Rusia-Ukraina, serta pembatasan ketat Covid-19 di Tiongkok yang telah menimbulkan kekhawatiran akan memburuknya pasokan global.
Powell, yang pertama kali bergabung dengan dewan The Fed pada 2012, memimpin bank sentral saat memangkas suku bunga acuan menjadi nol pada awal pandemi Maret 2020 dan menyuntikkan dana ke sistem keuangan untuk mencegah penurunan parah di AS.
Kini, Powell mengawasi upaya untuk mendinginkan tekanan harga yang mempengaruhi keluarga Amerika. Pekan lalu, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar sejak tahun 2000 dan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan serupa dalam beberapa bulan mendatang.
Tantangan bagi Powell dan The Fed adalah meredam panasnya inflasi tanpa membuat AS terjerumus ke dalam resesi. Melansir AFP, Powell terus memimpin The Fed, bahkan setelah masa jabatan empat tahun pertamanya secara resmi berakhir pada 4 Februari.
Konfirmasinya tertunda oleh pertempuran untuk menyetujui Lisa Cook bergabung dengan dewan Fed, wanita kulit hitam pertama yang menjabat di pos, yang akhirnya dikonfirmasi pada Selasa dengan suara hanya dari Demokrat.
Senat pada Rabu malam juga mengkonfirmasi Philip Jefferson ke dewan Fed, menandai pertama kalinya lembaga itu memiliki lebih dari satu gubernur kulit hitam. Jefferson adalah orang kulit hitam keempat yang menjabat sebagai gubernur Fed.[]