Pelopor.id – Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengumumkan bahwa pihaknya akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia, dengan membidik ekspor chip semikonduktor dan lembaga keuangan. Semikonduktor, adalah komponen penting dalam berbagai produk, dari mobil hingga konsol game. Saat ini pasokannya terbatas di seluruh dunia.
Sanksi ini, diungkapkan Kishida setelah para pemimpin G-7 setuju untuk menerapkan hukuman terhadap Rusia secara ekonomi, lantaran telah menyerang Ukraina.
Kishida menjelaskan, Jepang merencanakan pembekuan aset dan penangguhan penerbitan visa untuk individu dan organisasi Rusia, serta pembekuan aset yang menargetkan lembaga keuangan Rusia.
“Ketiga, kami akan memberikan sanksi ekspor ke organisasi terkait militer Rusia. Dan ekspor ke Rusia (untuk) barang-barang keperluan umum seperti semikonduktor dan barang-barang dalam daftar terbatas, berdasarkan perjanjian internasional,” tuturnya Jumat (25/02/2022).
Media lokal menyebut Bank Rossiya, Promsvyazbank, dan bank pembangunan ekonomi Rusia VEB akan dikenai sanksi meski Kishida tidak merinci skala sanksi atau individu dan lembaga mana yang akan menjadi sasaran.
Sebelumnya, pemerintah Jepang mengumumkan larangan penerbitan dan perdagangan obligasi pemerintah Rusia di Jepang setelah negara tersebut memerintahkan pasukan ke dua wilayah Ukraina yang dikuasai separatis.
Duta Besar Rusia untuk Tokyo Mikhail Galuzin, pada hari yang sama mengatakan bahwa langkah-langkah kontraproduktif akan menemui tanggapan serius dari Rusia.
Menurut Galuzin, sanksi itu didorong oleh dalih yang benar-benar tidak berdasar. Jepang dan Rusia memiliki hubungan yang kompleks dan tidak menandatangani perjanjian damai setelah Perang Dunia II.
Lebih lanjut, keduanya dalam perselisihan berkepanjangan atas empat pulau yang diklaim oleh pemerintah Rusia pada hari-hari terakhir konflik. Pulau-pulau tersebut, di lepas pantai pulau paling utara Jepang Hokkaido, dikenal sebagai Kuril selatan di Rusia dan Teritori Utara di Jepang.[]