Pelopor.id | Lembaga riset Inggris, Center for Economics and Business Research (CEBR), memprediksi output ekonomi dunia untuk pertama kalinya akan melampaui USD 100 triliun pada tahun 2022.
Ini dua tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Ini juga sejalan dengan perkiraan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), yang memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) global diukur dalam dolar.
PDB global akan dipengaruhi oleh pemulihan berkelanjutan dari pandemi, meski ada peluang inflasi berlanjut. Tidak hanya itu, CEBR juga memprediksi kemungkinan sulit bagi pembuat kebijakan untuk menghindari resesi.
Saat ini, PDB Amerika Serikat (AS) sebesar USD 22,9 triliun, telah menyumbang sekitar 25% dari ekonomi global bagian. Sejatinya, pencapaian itu telah berubah secara signifikan selama 60 tahun terakhir., seperti dikutip dari Reuters.
Kontributor terbesar bagi perekonomian AS adalah industri keuangan, asuransi dan real estate dengan jumlah USD 4,7 triliun. Lalu diikuti oleh jasa profesional dan bisnis sebesar USD 2,7 triliun, dan sektor pemerintah senilai USD 2,6 triliun.
Ekonomi China berada di urutan kedua secara nominal, dengan PDB mendekati USD 17 triliun. Namun, China tetap menjadi produsen terbesar di seluruh dunia berdasarkan output, dengan produksi baja, elektronik dan robotika yang ekstensif.
CEBR memperkirakan, China akan menjadi ekonomi top dunia dalam dolar pada tahun 2030. []
Baca juga: China Kalahkan AS Sebagai Negara Terkaya di Dunia












