WHO Peringatkan Virus Marburg Bisa Menyebar Luas dan Menular

- Editor

Kamis, 12 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi - WHO. (Foto: pelopor.id/pixabay)

Ilustrasi - WHO. (Foto: pelopor.id/pixabay)

Pelopor.id | Jakarta – World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan dunia memberikan peringatan bahwa virus Marburg berpotensi menyebar luas dan dapat menginfeksi banyak orang di seluruh dunia. Virus Marburg masuk dalam kategori penyakit sangat menular, demikian kata WHO.

WHO menyebutkan bahwa disampaikan setelah seorang lelaki di Guinea, Afrika Barat tewas setelah terkonfirmasi tertular virus tersebut. Temuan ini juga menandai pertama kalinya virus Marburg terdeteksi di Guinea.

Dikutip dari Insider, Kamis, 12 Agustus 2021, WHO mengatakan virus Marburg bisa menularkan ke manusia melalui kelelawar buah, dan ditularkan dari satu orang ke orang lain lewat kulit dan cairan tubuh.

8 Gejala Terinfeksi Virus Marburg

Sejauh ini, virus Marburg dapat menginfeksi manusia, gejala yang dialami meliputi demam tinggi dan sakit kepala yang tiba-tiba.

Virus Marburg salah satu virus yang berasal drai keluarga Filovirus, yang mana sama seperti virus Ebola. Bedanya, kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda.

Kendati demikiian, virus Marburg memiliki gejala yang hampir serupa dengan virus Ebola. Berikut ini dilansir dari Express, beberapa gejala virus Marburg.

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Kelelahan
  4. Sakit dan nyeri otot
  5. Diare berair yang parah
  6. Sakit perut dan kram
  7. Mual dan muntah
  8. Ruam

Pada awalnya virus Marburg dan virus Ebola akan menimbulkan gejala seperti flu. Kemudian, gejala ini akan berkembang cepat menjadi parah yang seringkali merupakan gejala hemoragik (pendarahan).

Virus Marburg maupun virus Ebola juga bisa menyebabkan demam berdarah, yang artinya kedua virus ini mengakibatkan pendarahan pada organ dalam tubuh. Pada kasus yang lebih buruk, darah pasien mungkin mulai merembes dari lubang atau tempat suntikan.

Infeksi ini juga bisa menyebabkan pendarahan internal parah di dalam tubuh selama tujuh hari. Adapun risiko kematiannya mencapai 24 hingga 88 persen.

Baca Juga :   WHO Kasih Persetujuan Vaksin Darurat Covid-19 untuk Nuvaxovid

“Kami mengapresiasi kewaspadaan dan tindakan investigasi cepat oleh petugas kesehatan Guinea,” ujar Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO di Afrika.

WHO akhirnya bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat untuk merespon dengan cepat, berdasarkan pengalaman ahli saat menangani wabah Ebola, yang penularannya dengan cara yang sama.

Sebanyak 155 orang diidentifikasi sudah melakukan kontak dekat lelaki yang meninggal dunia itu. Selanjutnya orang-orang ini akan diobservasi selama tiga minggu lamanya.

“Ini adalah pengawasan dan pelacakan aktif. Orang yang melakukan kontak di rumah, diisolasi dan dipisahkan dengan anggota keluarga lainnya. Mereka kemudian diperiksa setiap harinya untuk melihat gejala yang berpotensi bahaya,” ujar Georges Ki Zerbo, Kepala WHO di Guinea.

Selanjutnya, upaya memerangi virus Marburg tidak akan jauh berbeda seperti melawan virus Ebola, karena kedua virus ini masih berasal dari satu keturunan yang sama dengan tingkat kematian 50 persen.

Diketahui, virus Ebola pada 2014 menginfeksi 28.600 orang, dan menyebabkan 11.300 kematian di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Sedangkan lokasi lelaki yang meninggal karena virus Marburg berada di daerah yang sama saat wabah Ebola muncul pada tahun 2021 di Guinea.[]

Baca juga: Suntik Dosis Kedua Terlambat, Tidak Pengaruhi Efektivitas Vaksin

Baca juga: Setelah Disuntik Vaksin, Antibodi Turun? Begini Penjelasan Ahli

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Panduan Merawat Kulit Wajah Secara Alami
Menkes: Perlu Komitmen Kuat untuk Ciptakan Dunia Bebas TBC di 2023
Kemenkes Bakal Gelar Vaksinasi Booster Kedua Akhir 2022
Sudah Masuk Indonesia!! Begini Gejala dan Tips Mencegah Cacar Monyet
Indonesia Umumkan Kasus Cacar Monyet Pertama
Mengenal Vertigo: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Penyebab “Nistagmus” Gangguan Penglihatan dengan Gerakan Bola Mata Tidak Terkendali
Mengenal Biomedical dan Genome Science Initiative

Berita Terkait

Minggu, 1 Desember 2024 - 15:40 WIB

Malam Puncak AMI Awards 2024 Siap Dimeriahkan Bernadya hingga Sal Priadi

Sabtu, 30 November 2024 - 13:09 WIB

Lagu Pergilah Dariku Dirilis, Jadi Single Baru Milik Lambang

Kamis, 28 November 2024 - 23:36 WIB

Swag Event Hadirkan Wayang, Engage in Vengeance, Meha, dan Hi Fellas

Selasa, 26 November 2024 - 14:11 WIB

Memori Baik Jadi Single Terbaru Sheila on 7

Sabtu, 23 November 2024 - 01:30 WIB

Deri Adhika Gandeng Helma Namira Lepas Single Kagum

Senin, 18 November 2024 - 18:49 WIB

Konser Super Diva Bakal Hadirkan Duet Kris Dayanti dan Lyodra Ginting

Sabtu, 16 November 2024 - 13:38 WIB

Dua Musisi Malaysia, Ryenald Guntabid dan Amir Jahari Tampil di Swag Event

Rabu, 6 November 2024 - 19:41 WIB

TB Aji, D’Nineteen, dan Adan Berbagi Panggung di Swag Event Edisi 91

Berita Terbaru

Grup band Sheila on 7. (Foto: Sheila on 7)

Musik

Memori Baik Jadi Single Terbaru Sheila on 7

Selasa, 26 Nov 2024 - 14:11 WIB

Musikus Deri Adhika berpose dengan Helma Namira di peluncuran single Kagum. (Foto: Istimewa)

Musik

Deri Adhika Gandeng Helma Namira Lepas Single Kagum

Sabtu, 23 Nov 2024 - 01:30 WIB