Pelopor.id | Hidilyn Diaz, atlet angkat besi putri asal Filipina, berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020. Ini adalah medali emas pertama bagi Filipina dalam 97 tahun keikutsertaan mereka di pesta olahraga Olimpiade. Turun di nomor 55 kg putri, Diaz mendapatkan medali emas setelah mencatatkan total angkatan 213 kg, mengungguli wakil dari China, Liao Qiuyun.
Atas pencapaian ini, Diaz mendapat banyak apresiasi dari masyarakat dan pengusaha di Filipina, seperti gratis teh susu selama setahun, gratis makanan seumur hidup, bahkan gratis penerbangan seumur hidup dari Air Asia Filipina. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Diaz memberikan medali untuk Filipina. Di Olimpiade Rio 2016, atlet berusia 30 tahun itu berhasil mempersembahkan medali perak di nomor yang sama.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Angkat Besi Persembahkan Medali Pertama Bagi Indonesia
Diaz sudah meninggalkan keluarganya sejak Desember 2019 untuk mempersiapkan diri tampil di Olimpiade. Ayahnya adalah seorang tukang becak di sebuah desa miskin dekat Zamboanga. Kondisi keuangan yang tidak menentu akhirnya memaksa Diaz meminta donasi di instagram pribadinya pada Juni 2019.
“Saya mengalami kesulitan. Saya malu untuk meminta di sini, tapi saya tidak akan ragu melakukan ini untuk mimpi saya dan untuk negara kita membawa pulang medali emas di Olimpiade,” tulisnya dalam bahasa Filipina di Instagram dilansir dari Channelnewsasia pada Selasa, 27 Juli 2021.
Baca juga: Raih Medali Emas Pertama Olimpiade Tokyo, Penembak Asal China Kalungkan Sendiri Mendalinya
Unggahan itu menjadi viral di Filipina sehingga mendorong sejumlah public figure untuk menyumbang. Bahkan, Komisi Olahraga Filipina juga akhirnya memberikan bantuan hingga 2 juta peso atau sekitar Rp 579 juta. Berkat sumbangan itu, Diaz berangkat ke Malaysia pada Februari 2020 untuk melakukan pemusatan latihan sesuai saran pelatihnya, Gao Kaiwen.
Beberapa bulan kemudian pandemi Covid-19 melanda dunia, sehingga akses latihan Diaz pun jadi terbatas. Selama beberapa bulan, Diaz dan timnya terjebak di sebuah blok apartemen di Kuala Lumpur. Mereka akhirnya terpaksa berlatih di kamar apartemen, dengan tetap menjaga keamanan. Kemudian mereka akhirnya bisa pindah ke negara bagian pantai selatan Malaka, tepatnya ke sebuah rumah milik pejabat federasi angkat besi Malaysia, dan mereka pun membuat gym dadakan di sana untuk tempat berlatih. []