Pelopor.id | Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan mengajak pelaku usaha rumput laut menangkap peluang dari tingginya permintaan komoditas rumput laut. Apalagi rumput laut juga menjadi jawaban terhadap sejumlah persoalan global, seperti limbah plastik dan perubahan iklim.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti menyontohkan, rumput laut hadir dengan bioplastic sebagai pengganti kemasan plastik. “Ketika dunia menempatkan climate change sebagai isu utama, pelaku usaha bisa mem-branding rumput laut sebagai tanaman yang mampu menyerap CO2,” kata Artati saat membuka Webinar tentang rumput laut, di Jakarta, Selasa (27/7/2021).
Dalam seminar online bertajuk “Mendulang Rupiah dari Produk Inovasi Berbasis Rumput Laut,” Artati menegaskan, rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia, dengan jumlah mencapai 8,6% dari total biota di laut. Sedangkan luas wilayah habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare atau terbesar di dunia.
Baca juga: KKP Resmi Tambah 30 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan
Selain itu, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Machmud juga menjelaskan, saat ini pemanfaatan rumput laut untuk konsumsi manusia menyumbang lebih dari 77% dari keseluruhan pangsa pasar global. Kebutuhan diproyeksikan meningkat di masa mendatang, karena perubahan lifestyle kebiasaan makan yang sehat dan meningkatnya populasi penduduk. Selain itu, permintaan pasar rumput laut diprediksi mencapai USD 23,04 miliar pada tahun 2027.
Sebagai bentuk dukungan, Machmud memastikan, pemerintah telah melakukan langkah serius dalam pengembangan industri rumput laut nasional melalui Perpres 33/2019. Langkah penguatan industri rumput laut nasional diimplementasikan dalam beberapa program, diantaranya penelitian pengembangan budidaya jenis (spesies dan/atau varietas) baru, inovasi teknologi produk setengah jadi dan produk akhir, serta pasar produk rumput laut nasional dan global.
“Ketika trend healthy food meningkat di komunitas dunia, rumput laut hadir menjadi opsi plant-based food bahkan menjadi superfood,” papar Machmud. Tak hanya untuk makanan, saat ini rumput laut sudah dikembangkan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan cangkang kapsul dalam bidang farmasi.
Baca juga: KKP Gelar Pelatihan Camilan Olahan Ikan di 34 Provinsi
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut pentingnya penerapan ekonomi biru, dengan memanfaatkan sumber daya kemaritiman secara berkelanjutan. Menurutnya, penerapan ekonomi biru yang didukung penguatan riset akan baik bagi kemaslahatan umat manusia. []