Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen mengawal mutu udang yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) dengan menggandeng Food and Drug Association (FDA) Amerika agar dapat lolos ketatnya persyaratan keamanan pangan di Negeri Paman Sam.
“Kami juga sadar bahwa peluang pasar di Amerika serikat masih sangat terbuka untuk hasil perikanan Indonesia,” tutur Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM-KKP) Pamuji Lestari, usai melakukan pertemuan dengan perwakilan Food and Drug Association (FDA), Senin (19/09/2022).
Pamuji membeberkan, sejak tahun 2020 Indonesia menempati peringkat 2 market share udang di AS, dibawah India dan di atas Ekuador. Oleh sebab itu, dia ingin pencapaian tersebut semakin meningkat dengan menginisiasi Regulatory Partnership Agreement (RPA) guna memperkuat kepercayaan konsumen bahwa udang Indonesia terjamin kualitas dan keamanannya.
“Harapannya akan semakin membuka akses pasar di Amerika Serikat, dan melalui kegiatan WGS feasibility visit ini akan membuka wawasan BKIPM terhadap teknologi sekuensing DNA generasi ketiga serta sebagai titik awal bagi Indonesia untuk masuk dalam jaringan keamanan pangan level dunia,” ungkapnya.
Menurut Pamuji, perkembangan metode uji terhadap foodborne disease saat ini telah berkembang pesat. Hal ini karena adanya tuntutan keakuratan hasil uji, kecepatan identifikasi serta traceability. Ia menegaskan, Indonesia sedang giat-giatnya membangun sistem jaminan mutu dan keamanan pangan demikian juga membangun jaringan internasional yang dapat mendukung harmonisasi sistem dan mensejajarkan Indonesia dengan negara-negara besar.
“Hal tersebut bukan hanya semata – mata dalam upaya mendukung fasilitasi perdagangan, namun juga sebagai sarana transfer teknologi, pengetahuan dan pengalaman,” tegasnya.
Pamuji juga menyebut, Indonesia terus berusaha memenuhi persyaratan pasar. Terlebih tren konsumen perdagangan hasil perikanan global saat ini lebih mementingkan aspek mutu dan keamanan pangan serta kecenderungan persyaratan terkait keamanan pangan yang ketat.
Sebagai negara anggota WTO, Indonesia memastikan memegang teguh standar internasional dalam keamanan pangan hasil perikanan yang diekspor. Hasilnya, hingga kini produk perikanan Indonesia telah diterima di 171 negara di dunia.
“Kami senantiasa mengikuti perkembangan global terutama dalam penerapan konsensus internasional, SPS Agreement, Codex Alimentarius maupun World Organization for Animal Health (WOAH),” tandasnya.
Pamuji juga menyampaikan, bahwa delegasi BKIPM pernah diundang ke kantor pusat US FDA di Maryland dalam rangka penjajakan kerjasama antar otoritas kompeten. Selain hal tersebut, sepanjang tahun 2013-2014, bersama otoritas AS, Indonesia juga telah bahu-membahu menyukseskan program Indonesia Marine and Climate Support atau IMACS USAID Indonesia.
Dimana program ini merupakan penyadartahuan bagi pelaku usaha perikanan skala kecil di hulu tentang penanganan ikan yang baik dalam mencegah kontaminasi patogen yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat “Trial Program for Pathogen Risk Reduction”. Kegiatan tersebut diselenggarakan di beberapa titik rantai pasok ekspor perikanan ke Amerika Serikat.
“BKIPM membuka seluas-luasnya skema kerjasama saling menguntungkan dengan otoritas terkait di Amerika Serikat. Hubungan kerjasama dengan AS dalam bidang mutu dan keamanan hasil perikanan sebenarnya telah terjalin sejak lama dan berjalan dengan baik,” ujar Pamuji. []