Pelopor.id | Jakarta – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat mengunjungi Konawe Selatan, menyaksikan langsung tanam serempak di malam hari yang dilakukan petani di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ia pun menyampaikan rasa bangga dan hormat kepada para petani, Pemprov Sultra dan juga Pemkab Konsel yang memiliki komitmen kuat untuk terus meningkatkan produksi padi.
“Mohon maaf, ini hari sudah malam tapi melihat bapak ibu semua masih di tengah sawah dan tetap semangat ini membuktikan Kementan tidak sendiri. Saya bisa saja dengar laporan, tapi saya ingin melihat langsung bagaimana pertanian di sini. Dan terbukti, saya jadi lebih optimis,” tutur Mentan SYL Jumat, (19/08/2022).
Menurutnya, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan petani harus memastikan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terpenuhi. Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk terus bekerja agar ketahanan pangan nasional terjaga dan ketersediaan pangan aman.
“Tantangan kita semakin berat di tengah penanganan pandemi yang belum selesai. Negara-negara lain mengalami guncangan inflasi yang tinggi seperti Amerika, Turki dan lainnya. Tapi, Indonesia bertahan karena faktor sektor pertanian,” ungkap Mentan.
Syahrul Yasin Limpo juga menjelaskan, sektor pertanian selama ini terus berproduksi sehingga mampu menggerakkan berbagai industri. Sehingga, kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi cukup signifikan.
Gubernur Sultra, Ali Mazi mengakui terus berproduksinya sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan, berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Menurut Ali, perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 persen, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen.
“Hal ini tidak terlepas karena peran sektor pertanian dalam mendukung ekonomi daerah. Untuk itu, Pemprov Sultra terus memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Sultra berasal dari sektor ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menegaskan bahwa Gerakan Tanam ini bertujuan meningkatkan indeks pertanaman yang awalnya IP 200 Menjadi IP300 guna meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan di daerah Konawe Selatan Khususnya. Soal ancaman krisis pangan global, Kementan menurut Suwandi telah menyiapkan berbagai program.
“Program yang menjadi prioritas guna mengamankan ketahanan pangan nasional terhadap ancaman krisis pangan global yang telah disiapkan diantaranya mengurangi impor untuk beberapa komoditas, diantaranya adalah kedelai, gula, sapi, bawang putih, substitusi impor gandum dengan sagu, sorgum, singkong dan komoditas lain,” tandasnya. []