Pelopor.id | Jakarta – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyampaikan bahwa nantinya, syarat bagi importir untuk mendapatkan rekomendasi impor adalah dengan wajib membeli sorgum dari petani lokal. Mentan mengklaim usulan ini telah disetujui oleh Presiden.
“Kita paksa dikit kenapa memang? Presiden kan ngomong komitmen ke nasional harus tinggi banget,” tutur Mentan SYL usai menghadiri Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/08/2022).
Hal ini, seiring dengan rencana Pemerintah untuk mengembangkan komoditas sorgum di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor gandum. Selain itu, kewajiban importir gandum untuk menyerap sorgum, agar petani sorgum mendapatkan kepastian pasar di dalam negeri.
“Salah satunya yang kami harapkan sebagai pembeli sorgum ini adalah semua yang mengimpor gandum minimal men-take-offer dulu sorgum sehingga sorgum yang ada bisa menjadi campuran gandum,” tutur Mentan SYL tanpa merinci kapan rencana kewajiban penyerapan sorgum tersebut mulai dilaksanakan.

Adapun ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum terus meningkat. Saat ini Indonesia mengimpor sebanyak 11 juta ton per tahun. Pemerintah sendiri akan membuka 115.000 hektare (ha) lahan untuk budidaya sorgum pada 2023. kemudian ditambah sebanyak 154.000 ha di 2024.
Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah mengembangkan potensi sorgum lantaran secara genetik satu keluarga dengan gandum. Menurut Moeldoko, masalah harga mie instan yang diributkan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir tidak akan ada bila sorgum bisa menjadi pengganti gandum.
Harga mie instan jadi pembicaraan setelah Mentan SYL menyatakan, harga mie bakal naik tiga kali lipat akibat kenaikan harga gandum yang disebabkan oleh dampak perang Rusia-Ukraina. Ia menyebut, terdapat lebih kurang 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar negara. Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.
Sementara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan, kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat tidak akan terjadi. Sebab, negara penghasil gandum, seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat yang dulu sempat mengalami gagal panen, kini sudah bisa melakukan panen. []