Pelopor.id | Jakarta – Tak kuat menahan dampak inflasi tinggi dan harga kripto yang terus turun, platform perdagangan cryptocurrency Robinhood melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK sebanyak 23 persen dari total pegawainya.
Robinhood dipercaya telah melepas 300 karyawan dari total 3.100 tenaga kerjanya pada April 2022. Pengurangan 23% kali ini, berarti akan berjumlah sekitar 713 orang yang bakal menyisakan sekitar 2.400 karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut seperti dilansir dari TechCrunch.
Hal ini, mengemuka ketika perusahaan membukukan penurunan pendapatan sebesar 44 persen pada kuartal II 2022. Robinhood menyebut, keputusan PHK ini sebagai bagian dari ‘reorganisasi.’
“Tahun lalu, kami mengelola banyak fungsi operasi kami dengan asumsi bahwa peningkatan keterlibatan ritel yang kami lihat dengan pasar saham dan kripto di era Covid akan bertahan hingga 2022,” sebut Chief Executive Officer (CEO) Robinhood Vladimir Tenev dalam keterangan tertulis.
Robinhood sendiri, membukukan pendapatan bersih untuk kuartal kedua sebesar US$318 juta yang berasal dari pendapatan ekuitas, opsi, dan perdagangan crypto lebih dari setengahnya. Angka tersebut menurun bila dibanding dengan US$565 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Anjloknya pendapatan seiring seirama dengan menukiknya pengguna aktif bulanan Robinhood hingga sepertiga yakni menjadi 14 juta user per Juni lalu dibanding dengan 21,3 juta pada kuartal kedua 2021. []