Jakarta | Menteri Perindustrian Vietnam mengatakan kepada majelis nasional bahwa pengembangan tenaga nuklir adalah tren yang tak terhindarkan di seluruh dunia, menandakan bahwa pihak berwenang mungkin mempertimbangkan untuk melanjutkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, setelah program itu dihentikan enam tahun lalu.
Vietnam yang merupakan pusat manufaktur regional telah membatalkan rencana membangun dua pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya pada 2016, setelah bencana Fukushima di Jepang dan juga akibat keterbatasan anggaran.
“Mengembangkan tenaga nuklir adalah tren tak terelakkan yang sedang berlangsung di dunia,” kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien, menurut pernyataan yang diunggah di situs web pemerintah.
Pembangkit nuklir yang diusulkan, dengan kapasitas gabungan 4.000 megawatt, akan dibangun oleh Rosatom Rusia dan Japan Atomic Power Co. di provinsi tengah Ninh Thuan berdasarkan rencana sebelumnya.
Dien telah berjanji Vietnam akan meningkatkan pengembangan energi terbarukan menyusul komitmen yang dibuat pada November tahun lalu, untuk menjadi netral karbon pada 2050, namun dia menekankan bahwa mereka masih membutuhkan sumber energi yang stabil.
“Kami tidak dapat mengembangkan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara, sementara potensi tenaga air negara ini telah dimanfaatkan sepenuhnya,” kata Dien seperti dilansir dari Reuters.
Vietnam ingin menggandakan total kapasitas pembangkit listrik terpasang menjadi 146.000 megawatt pada 2030, menurut rancangan terbaru dari rencana pengembangan tenaga listrik induknya, yang sedang disesuaikan lebih lanjut untuk mempertimbangkan komitmen netralitas karbonnya.[]