Jakarta – Bank sentral India, menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam dua tahun sebagai upaya mengendalikan harga konsumen yang tinggi. Reserve Bank of India (RBI) menaikkan suku bunga repo sebesar 40 basis poin menjadi 4,4%.
Angka tersebut telah dikurangi ke rekor terendah 4% selama pandemi Covid-19. Gubernur RBI Shaktikanta Das membuat pengumuman mengejutkan ini, selama briefing media online pada hari Rabu, (04/05/2022).
Selain itu, RBI juga mengumumkan peningkatan 50 basis poin dalam rasio cadangan kas, persentase uang tunai yang perlu disimpan bank sebagai cadangan terhadap total simpanan mereka untuk menyedot kelebihan likuiditas dari sistem.
Keputusan ini, diambil di tengah melonjaknya harga makanan dan bahan bakar, dengan inflasi pada level tertinggi 18 bulan dan harga global yang lebih tinggi terhadap India.
“Barang-barang sensitif inflasi yang relevan dengan India seperti minyak nabati menghadapi kekurangan karena konflik di Eropa dan larangan ekspor oleh produsen utama. Lonjakan harga pupuk dan biaya input lainnya berdampak langsung pada harga pangan di India,” tutur Das dilansir dari BBC Rabu, (04/05/2022).
Belum lagi, ditambah dengan penguncian di pusat-pusat produksi utama seperti China, yang kemungkinan akan membuat rantai pasokan global tersendat sehingga menekan pertumbuhan dan menimbulkan risiko kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi India.
Meski ada hambatan global yang tersisa dan meningkatnya hambatan geopolitik, RBI percaya pertumbuhan domestik akan didukung oleh rebound luas dalam kegiatan ekonomi dan kebangkitan dalam siklus investasi dan ekspor.[]