Jakarta | Jajak pendapat di Prancis menyebutkan pertempuran kini semakin ketat antara kandidat presiden sayap kanan Prancis Marine Le Pen dan Presiden Emmanuel Macron.
Di depan sekitar 4.000 pendukungnya pada Kamis (07/04/2022) waktu setempat, Le Pen berjanji membantu keluarga Prancis yang berjuang melawan inflasi dan membandingkan Macron dengan “petinju yang terpana”.
“Jangan pernah lupa dan beri tahu orang-orang di sekitar Anda: jika orang memilih, orang-orang akan menang,” katanya dalam pidato yang berulang kali mengimbau sekitar seperempat orang dewasa Prancis yang diproyeksikan abstain pada pemilihan akhir pekan ini.
Melansir AFP, jajak pendapat pada bulan lalu menunjukkan Macron unggul menjelang putaran pertama dan akan memenangkan putaran kedua yang dijadwalkan pada 24 April.
Namun semua taruhan dibatalkan, dengan hingga seperempat pemilih dianggap ragu-ragu dan survei menunjukkan perubahan besar ke arah Le Pen, yang kini ditampilkan hanya sedikit di belakang Macron.
Perang Rusia-Ukraina dan ketegangan pada sistem kesehatan setelah dua tahun pandemi menjadi perhatian utama pemilih, di balik kekhawatiran terbesar: inflasi dan pendapatan.
Sementara itu, Macron mengecam saingan terdekatnya dan menuduh Le Pen berbohong kepada rakyat atas kebijakan yang tidak akan mampu dia biayai.
Dalam sebuah wawancara dengan pembaca surat kabar Le Parisien, Macron mengatakan bahwa meskipun Le Pen telah mampu menguasai atau mengikuti pemikiran umum saat ini, dasar-dasarnya tidak berubah, dengan sebuah manifesto rasis yang bertujuan memecah-belah masyarakat.[]