Pelopor.id | Kodam IX/Udayana selaku komando kewilayahan, bergerak cepat melakukan penanganan akibat bencana alam gempa bumi berkekuatan 4.8 SR yang terjadi pada Sabtu (16/10/2021) pukul 04.18 WITA, di wilayah Kabupaten Bangli dan Karangasem, Bali.
Tim penanganan bencana Kodam IX/Udayana menerjunkan Kodim 1626/Bangli, Yonzipur 18/YKR sebanyak 2 SST dikerahkan untuk menanggulangi Bencana Alam di Karangasem dan Bangli dan menyiagakan 1 SSK dari Yonif 900 Raider/SBW sebagai satuan cadangan penanggulangan bencana.
Dari 2 Satuan Setingkat Pleton (SST) Yonzipur 18/YKR terbagi menjadi 1 SST yang berkekuatan 30 orang, melakukan penanganan bencana di wilayah Kabupaten Bangli (tepatnya di Desa Trunyan) yang dipimpin Letda Czi Edi Widodo. Dalam aksi itu, mereka mengerahkan material berupa 1 Unit Truck NPS dan 1 Unit Dump Truck.
“Sedangkan 1 SST berkekuatan 30 orang lagi dipimpin Mayor Czi Marbun melakukan penanganan di wilayah Kabupaten Karangasem tepatnya di Desa Ban, Kecamatan Kubu,” jelas Kapendam IX/Udayana Letkol Kav Antonius Totok.
Baca juga: TNI Ajak Ormas dan LSM Tingkatkan Jiwa Bela Negara
Upaya maksimal terus dilakukan untuk mengatasi dampak bencana lebih luas, seperti membantu pembersihan jalan yang terkena longsor dan rencananya akan dilanjutkan dengan alat berat. Sementara itu, untuk kesiapan posko bencana dan bantuan logistik serta kesehatan, dikoordinir pemerintah daerah setempat.
Letkol Kav Antonius Totok menjelaskan, bencana itu telah memicu tanah longsor di Bukit Abang yang mengakibatkan material longsoran menutupi akses jalan Desa Buahan menuju Desa Abang Batu Dinding dan Desa Terunyan. Bencana longsor juga menimpa tujuh rumah warga yang berada di Br. Cemara Landung, Desa Terunyan.
Ada 7 korban, 2 orang di antaranya meninggal dunia yaitu Ni Kadek Wahyuni (25) dan Leonal Adi Putra (8), kemudian 2 korban kritis telah dirujuk ke RSUD Bangli, dan 3 orang mengalami luka ringan mendapatkan perawatan di Puskesmas Kintamani IV di Desa Kedisan.
Selanjutnya, untuk bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Karangasem, dampaknya paling terasa di Kecamatan Kubu. Di wilayah ini juga terdapat satu korban jiwa bernama Ni Luh Meriani (3) dan dua korban mengalami patah tulang bagian kaki, yaitu Ni Nengah Mara (78) dan Ni Nengah Tila (48). []