Menkominfo: Penerapan 5G yang Agresif Berpotensi Dongkrak Ekonomi UMKM
Ilustrasi ponsel 5G. (Foto: Pelopor/Unsplash)
Pelopor.id | Jakarta – Mengutip hasil Survei World Economic Forum pada tahun 2020, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menunjukkan 95% pelaku industri nasional telah mengadopsi teknologi Internet of Things (IoT) dan cloud computing memiliki kebutuhan dan minat tinggi terhadap manfaat teknologi 5G, terutama di masa pandemi Covid-19.
Bahkan, sesuai dengan hasil riset yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB), Johnny menyatakan perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi lebih dari Rp2.800 triliun atau setara dengan 9,5 persen dari total PDB Indonesia pada 2030.
“Nilai ini terus tumbuh hingga berpotensi mencapai angka kumulatif lebih dari 3.500 triliun rupiah atau setara dengan 9,8 persen dari total PDB Indonesia pada tahun 2035,” kata Johnny saat menyampaikan Keynote Speech dalam Tech Conference 2021 CNBC Indonesia “Future of 5G, Global Connectivity, Cloud Computing & Internet of Things” di Jakarta, Rabu (15/09/2021).
Penerapan 5G yang agresif juga memberikan potensi keuntungan bagi peningkatan investasi bisnis di Indonesia, dengan tambahan investasi sebesar Rp591 triliun dan Rp719 triliun pada tahun 2030 dan 2035. “Penerapan 5G yang agresif ini menghadirkan potensi peningkatan produktivitas per kapita sebesar Rp9,7 juta pada tahun 2030, dan Rp11,6 juta pada tahun 2035, dengan perkiraan tambahan lapangan kerja terkait 5G sebesar 4,6 juta kesempatan kerja pada tahun 2030, dan 5,1 juta kesempatan kerja pada tahun 2035,” ucap Johnny.
Selain bermanfaat bagi ekonomi makro Indonesia, Menkominfo menjelaskan penggelaran 5G di Indonesia juga berpotensi membantu mengembangkan ekonomi hilir, termasuk bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Kualitas jaringan yang sangat baik yang dapat diakses oleh seluruh pelaku UMKM memungkinkan transaksi dilakukan lebih efektif dan lancar dengan memanfaatkan platform digital yang memungkinkan perekonomian berkembang lebih inklusif dan merata di seluruh Indonesia,” tegas Johnny.
Namun demikian, Johnny G. Plate mengingatkan, ada 5 aspek kebijakan yang harus dikelola secara komprehensif untuk mendukung pergelaran koneksi 5G yang berkualitas, yaitu (1) regulasi; (2) spektrum frekuensi radio; (3) model bisnis; (4) infrastruktur; dan (5) talenta perangkat, ekosistem, dan digital. []