Pelopor.id | Jakarta – Pandemi memunculkan beberapa kasus keterpisahan anak, baik akibat orangtua isolasi mandiri, dan dirawat karena terpapar covid-19, atau orangtua meninggal. Terkait hal ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta pengasuhan anak ketika orangtua terpapar Covid atau meninggal dunia menjadi perhatian jajaran Kemensos, dan mengharapkan semua unsur dapat berperan.
“Intinya kita hendak memastikan ketika ada orangtua dirawat di RS, maka RS bertanya apakah ada anak di rumah dan siapa yang mengasuh, untuk kemudian dilaporkan ke dinsos dan diurus.”
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Eka Kanya Santi memaparkan, Kemensos sudah menyusun protokol pengasuhan anak terdampak Covid-19 yang bekerja sama dengan lembaga lain maupun pemda.
“Intinya kita hendak memastikan ketika ada orangtua dirawat di RS, maka RS bertanya apakah ada anak di rumah dan siapa yang mengasuh, untuk kemudian dilaporkan ke dinsos dan diurus,” tuturnya berdasarkan keterangan tertulis di Jakarta, 4 Agustus 2021.
Terbaru, Kemensos memberikan perhatian kepada bocah Vino berusia 10 tahun yang menjadi yatim piatu lantaran kedua orang tuanya meninggal terpapar Covid-19. Hidup sebatang kara, Vino dijemput Mbah Yatin atau biasa dipanggil Kakung oleh Vino, yakni kakek Vino dari keluarga almarhumah ibunya.
Mbah Yatin datang menjemput Vino ke kediaman anak laki-laki itu di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dengan didampingi Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dari Kabupaten Sragen Januri dan difasilitasi Dinas Sosial, Kabupaten Sragen. Setelah berziarah ke makam anak dan menantunya di Kutai Barat, Mbah Yatin dan Vino, bersiap terbang ke Sragen, Jawa Tengah.
Diantar langsung rombongan Dinas Sosial Kabupaten Kutai Barat menuju Bandara Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Mbah Yatin bersama Vino dan Sakti Peksos Januri berangkat menuju Bandara Juanda Surabaya.
Selanjutnya mereka dijemput oleh staf Dinas Sosial Kabupaten Sragen untuk kembali ke rumahnya di Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
- Baca juga : Mensos Risma: KPM Bisa Terima Lebih dari Satu Komponen Kesejahteraan Sosial
- Baca juga : Alasan Menteri Sosial Tri Rismaharini Marah Besar di Tuban
Kemensos melalui Tim Respon Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru yang terdiri dari Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial memberikan dukungan psikososial, motivasi dan penguatan kepada Vino dan Mbah Yatin. Selain itu, Tim juga memberikan paket pelindung diri berupa masker medis, handsanitizer, dan face shield dan sarung tangan.
Lebih lanjut, Balai memberikan penyuluhan agar Vino dan keluarga selalu mentaati protokol kesehatan dan memakai alat pelindung diri lengkap ketika keluar dari rumah. Kedepannya, Vino akan tinggal bersama keluarga besar nya di Kabupaten Sragen Jawa Tengah dan melanjutkan sekolah.
Selain itu, Kemensos juga melakukan respon kasus terhadap BSS (18), disabilitas intelektual di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. BSS tidak memiliki tempat tinggal setelah kedua orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Parahnya, BSS lebih banyak dikurung sehingga dinas sosial setempat, aparat desa, dan warga setempat tidak mengetahui keberadaannya.
- Baca juga : Risma Gandeng Karang Taruna untuk Distribusi Masker dan Vitamin
- Baca juga: Kemensos Siapkan E-Warong untuk Pantau Penggunaan Bansos
Terkait hal ini, Kepala Balai Medan Lyana Siregar menugaskan Kepala Subbag Tata Usaha Budi Prayitno dan 2 (dua) Pekerja Sosial Maidinse Hutasoit dan Ilzami untuk datang ke lokasi melakukan respon kasus.
Sejak 1 Agustus 2021, BBS ditempatkan di asrama putra. Selama di dalam balai, BSS akan mendapat pendampingan dan pelatihan terutama berkaitan dengan kegiatan aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Harapannya, BSS cukup mandiri untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari sendiri yang sederhana,” ungkap Lyana Siregar.
Adapun salah satu hal yang menjadi perhatian utama dari koordinasi tersebut adalah dengan berusaha melakukan penelusuran keluarga dan tempat layanan yang tepat bagi BSS. []