Jakarta – Indra Lesmana (17) tengah dilatih berjalan oleh Mi’ah – pengasuhnya, saat Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di Sentra “Mulya Jaya” di Jakarta, Kamis (13/4).
Indra berdiri, namun tidak sepenuhnya tegap. Tubuhnya kecil susut, tak nampak layaknya remaja seusianya. Mensos yang melihat upayanya berjalan, lantas menghampiri remaja penyandang disabilitas berat asal Kota Bandar Lampung itu.
“Halo, Indra,” kata Risma menyapa. Indra, dengan segenap tenaga yang ia punya, diarahkan pengasuhnya, berjalan tertatih mendekati Mensos Risma dan spontan memeluknya.
Seketika, Risma membalas pelukan Indra, sembari bertanya, “Iya, Indra, kamu mau apa, Nak?”
Indra, yang tidak dapat berbicara, melihat, dan mendengar itu, kian erat memeluk Risma, mengisyaratkan untuk ingin digendong. Tak butuh waktu lama bagi Risma untuk dapat menangkap isyarat dari Indra. Mensos pun menggendongnya dengan penuh kasih sayang.
Risma lalu memberikan semangat kepada Indra. Risma juga memberikan kursi roda adaptif untuk mendukung aktivitas sehari-harinya. Tak sampai di situ saja, Risma juga sempat menyuapi makanan untuk Indra.
Atas apa yang dialami remaja ini, Mensos Risma telah memerintahkan Sentra Terpadu “Inten Soeweno” (STIS) di Cibinong untuk merawat Indra, dari yang semula dirawat di Panti Asuhan Anak Busaina, Kota Bandar Lampung.
“Kita coba sekali lagi menyelesaikan permasalahannya. Khusus untuk Indra, memang agak berbeda karena panti asuhan, tempat Indra dirawat, tidak sanggup merawat Indra kembali,” ucap Mensos.
Langkah penyelesaian masalah itu diambil Risma dengan meminta Sentra melakukan pendampingan selama proses perawatan Indra. Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa nutrisi, pakaian, mainan edukatif dan alat bantu sebesar Rp10.489.241 juga disalurkan.
Lebih lanjut, Mensos mengatakan, penyelesaian masalah itu berupa keputusannya menggandeng kitabisa.com terkait donasi bantuan, khusus untuk mereka yang membutuhkan perawatan bersifat jangka panjang.
“Biasanya, kami minta bantuan kitabisa untuk mencarikan donatur sehingga mereka, yang butuh perawatan lama, bisa terpenuhi, terutama untuk kebutuhan di luar BPJS,” ungkap Risma.
Karena, menurutnya, rata-rata kasus yang ia temukan, di samping belum terdaftarnya mereka dalam kepesertaan BPJS, masih banyak kebutuhan lain yang belum bisa mereka penuhi sendiri. “Untuk itu, kemudian kita minta bantuan kitabisa untuk mencarikan donasi dari para donatur,” tuturnya.
Donasi dari kitabisa.com yang terkumpul untuk Indra sebesar Rp59.379.736. Bantuan itu telah diterima dan digunakan untuk operasional Indra selama berada di STIS.
Oleh dokter yang menanganinya, Indra didiagnosa mengidap Virus Rubella yang mengakibatkan perkembangan secara menyeluruh terlambat (delay development).
Kondisi tulang belakang Indra yang melengkung tidak normal (kifosis), dada agak membusung (barel chest), dan telapak kaki flat, menyulitkannya berjalan dengan sempurna.
Kondisi Indra yang sebatang kara, mengharuskannya bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Sejak tahun 2017, Indra dirawat di Panti Asuhan Anak Busaina, Kota Bandar Lampung, sebuah LKS yang fokus mengurus anak terlantar.
Selain Indra, siang itu, Mensos juga menemui dua anak penderita penyakit berat lainnya. Mereka adalah Nayla Murti Qa’adah (1,5), balita tanpa lubang anus dan lubang vagina asal Indramayu dan Muhamad Khoir Abid Abqori (1), balita penderita tumor ganas asal Tangerang.
Kepada Nayla, Mensos menyerahkan bantuan ATENSI berupa nutrisi, pakaian, mainan, kewirausahaan dan uang kebutuhan operasional perawatan sebesar Rp9.320.000 yang dikelola Sentra “Phalamartha” di Sukabumi. Adapun, donasi dari kitabisa.com untuk Nayla terkumpul sebesar Rp72.571.605.
Sementara, bantuan ATENSI untuk Khoir berupa nutrisi, pakaian, mainan dan uang operasional perawatan sebesar Rp8.727.410 yang dikelola Sentra “Mulya Jaya” di Jakarta juga turut diserahkan Mensos. Sedangkan, donasi dari kitabisa.com untuk Khoir terkumpul sebesar Rp70.530.848. []