Jakarta – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa UNESCO, menyerahkan secara simbolis sertifikat gamelan yang menyandang warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage). Penyerahan itu, berlangsung di Balaikota Solo pada Jumat, (16/09/2022) malam.
Sejumlah kelompok gamelan, tampil di malam penyerahan sertifikat tersebut di depan ribuan pasang mata bertajuk ‘Mahambara Gamelan Nusantara, Gamelan Indonesia untuk Dunia’.
Kelompok Gamelan Ageng, memulai pertunjukan dengan penampilan penghormatan kepada almarhum Rahayu Supanggah, Guru Besar ISI Surakarta yang menggagas pengajuan gamelan sebagai warisan dunia sejak 2014 silam.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, berterima kasih atas perjuangan berbagai pihak, sehingga kemeriahan malam itu bisa terwujud. Khususnya, pada pihak ISI Solo sehingga Gamelan bisa diakui oleh dunia lewat sertifikat warisan budaya tak benda UNESCO pada 15 Desember 2021 lalu.
“Saya ucapkan terima kasih hingga akhirnya penyerahan sertifikat bisa dilangsungkan hari ini. Semestinya memang tahun lalu, namun tidak mengurangi makna dari kegiatan ini. Sekaligus untuk Alm Rahayu Supanggah yang mendedikasikan hidupnya untuk gamelan hingga akhirnya sampai seperti ini,” ungkapnya.
Restu juga menegaskan, bahwa pelestarian gamelan tidak bisa berhenti hingga keluarnya sertifikat dari UNESCO. Tetapi, ini juga menjadi tugas semua pihak untuk meneruskan warisan kepada generasi muda mendatang khususnya di Kota Solo.
“Nantinya Kota Solo memiliki program hibah gamelan ke kelurahan dan sekolah yang bisa dimanfaatkan untuk pelestarian kedepannya. Ini tugas kita bersama, ayo kita bersama memanfaatkan gamelan yang ada saat ini,” tegasnya.
Penyerahan simbolis sertifikat Gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda, sengaja dikemas dalam bentuk konser. Hal ini, menurut Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna, dilakukan agar gamelan dapat dikenal lebih dekat oleh masyarakat, terutama oleh kalangan muda. []