Jakarta – Ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif pada Kuartal II 2022 sebesar 5,44% (yoy) meski masih dibayangi dengan meningkatnya risiko ketidakpastian global. Angka tersebut, lebih baik dibandingkan negara lain yang mengalami perlambatan ekonomi di periode yang sama seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Spanyol, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, didukung peningkatan kinerja di berbagai sektor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,51%) dan ekspor tumbuh 19,74%. Dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan tertinggi 21,27% dan akomodasi makanan-minuman tumbuh 9,76% seiring pulihnya mobilitas masyarakat akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali.
Neraca Pembayaran Indonesia pada Kuartal II 2022 juga kembali mencatatkan surplus US$2,4 miliar setelah mengalami defisit US$1,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja NPI tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan yang meningkat dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial. Pada akhir Juli 2022, posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar US$132,2 miliar.
“Tren Inflasi berbagai negara di dunia mengalami kenaikan signifikan akibat krisis pangan dan energi. Amerika Serikat turun ke 8,3%, Uni Eropa 9%, Inggris 10%, dan Jerman 7,9%, sedangkan Indonesia di bulan juli 2022 masih 4,69%,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Silaturahmi Pengurus Jenggala Center dengan tema “Trend Ekonomi di Dalam Menghadapi Pemilu 2024”, Jumat (16/09/2022).
Sementara realisasi investasi Indonesia pada Kuartal II 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5% (yoy) dan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 320,534 tenaga kerja. Capaian investasi ini, terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun atau 39,7% yoy dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138 triliun atau 30,8% yoy.
Menko Airlangga juga menyebut, Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terus menunjukkan tren positif, terlihat dari tingkat kemiskinan dan pengangguran yang menurun dan diiringi situasi sosial masyarakat yang membaik.
“Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut dan ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat. Di bulan Agustus 2022, neraca perdagangan masih surplus di USD5.76 miliar dan sektor non migas menjadi kunci utama,” tegasnya. []