Pelopor.id | Jakarta – Peneliti sekaligus Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, persentase yang diperoleh Sandiaga Uno dalam survei elektabilitas Musyawarah Rakyat (Musra), yang terdiri dari gabungan sejumlah relawan Joko Widodo (Jokowi), bukan polesan.
Adapun dalam survei tersebut, Sandiaga Uno meraih posisi nomor dua sebagai kandidat calon Presiden yang paling diinginkan rakyat setelah Jokowi. Berdasarkan hasil jajak pendapat itu, Sandiaga Uno mendapatkan 16,92 persen suara, di bawah Jokowi yang memperoleh 29,79 persen suara.
“Angka persentase yang diperoleh Sandi ini, relatif belum dipoles. Artinya saat ini, kita belum dengar, belum lihat sandi ini punya tim khusus yang bekerja untuk berkontestasi di 2024. Kalau tokoh-tokoh lain yang sudah menunjukkan niatnya untuk bertarung di 2024, mereka sudah kelihatan ada tim profesional yang bekerja menuju 2024,” tutur Khairul Fahmi kepada Pelopor.id, Sabtu, (03/09/2022).

“Sementara setahu saya, Sandi belum kelihatan. Artinya belum ada yang secara khusus bekerja untuk kemenangan Sandi di 2024 ini. Makanya saya katakan angka elektabilitas Sandi itu, bukan hasil polesan. Artinya kalau Sandi punya tim profesional yang bekerja dengan baik, angka itu masih bisa meningkat. Artinya peluang dia akan lebih besar,” sambungnya.
Menurut Khairul Fahmi, elektabilitas Sandiaga Uno akan semakin membumbung tinggi bila nanti ada partai yang menyatakan dukungannya kepada pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut.
“Kalau sudah ada partai yang menyatakan minat atau kesediaan untuk mendukung. Itu akan menaikkan lagi elektabilitasnya. Yang sudah terlihat itu Sandi hadir di kegiatan PPP. Nah kita juga tau PPP ini masih berada di koalisi Indonesia bersatu. Ini salah satu pintu masuk untuk perjuangan mendapatkan tiket untuk koalisi Indonesia bersatu yang ada disitu, PPP, Golkar dan PAN,” tegasnya. []