Pelopor.id | Jakarta – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, saat ini Indonesia menempati urutan ketiga penyumbang kasus TBC terbanyak di dunia.
Estimasinya terdapat 824.000 kasus, dengan kasus TBC resisten obat (TB-RO) sebanyak 8.268. Baru sekitar 61% dari kasus TB-RO yang memulai pengobatan di tahun 2021.
“Berarti masih ada 39 persen yg berkeliaran yang belum bisa kita giring untuk mau berobat,” tuturnya saat memberi sambutan pada Aksi Proteksi di Ruang Heritage Kemenko PMK, Rabu (31/08/2022).
Muhadjir membeberkan, menurut data Global TB Report 2021, Indonesia masuk di 10 besar negara dengan beban kasus TBC, TB-HIV, dan TB-RO terbanyak di dunia.
“Hal ini bukanlah sebuah prestasi. Akan tetapi hal ini dapat menjadi cambuk motivasi bagi kita untuk bersama-sama berkomitmen untuk menanggulangi TBC dan pada akhirnya mencapai eliminasi TBC di tahun 2030,” tegasnya.
Menko PMK menegaskan, bahwa TBC merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu penggerakan peran serta masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam pencegahan, pengendalian dan penanggulangan TBC.
Permasalahan lainnya menurut Muhadjir, adalah banyaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dipulangkan kembali ke Tanah Air karena kedapatan terjangkit TBC. Oleh sebab itu, ia meminta Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk serius memberikan pencermatan dan pemeriksaan terhadap kesehatan tenaga kerja Indonesia.
“Tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri banyak yang dipulangkan karena TBC dan itu jumlahnya tidak sedikit. Ini menunjukkan bahwa SDM kita masih tidak unggul, salah satu penyebabnya adalah karena TBC,” tandasnya. []