Pelopor.id | Jakarta – Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD meminta masyarakat untuk mewaspadai radikalisme yang menjadi dasar terorisme. Hal ini, disampaikannya di Hari Internasional untuk Peringatan dan Penghormatan kepada Korban Terorisme.
“Melalui peringatan hari ini, pemerintah mengajak kita semua untuk selalu waspada dan kewaspadaan itu harus dimulai dari cara menangani radikalisme,” tutur Mahfud di Jakarta, Minggu (21/08/2022).
Mahfud menjelaskan bahwa radikalisme ada tiga cabang. Pertama, bentuk sikap anti perbedaan. Kedua, bentuk wacana mempengaruhi mindset untuk mengubah dasar ideologi dan konstitusi negara. “Ketiga, radikalisme yang ekstrem yang kita peringati hari ini, korban-korban terorisme,” ungkapnya.
Mahfud menegaskan, pemerintah sudah menyiapkan instrumen hukum yakni Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018, serta institusi-institusi yang ditugaskan menangani ketiga cabang radikalisme tersebut.
Seperti BNPT yang tugasnya melakukan kontra radikalisasi dan deradikalisasi maupun pembinaan, serta Densus 88 yang bertugas melakukan penindakan. “Kemudian yang menyantuni para korban juga sekaligus melakukan pemulihan bersama BNPT adalah LPSK,” tegasnya.
Mahfud juga mengungkapkan kembali komitmen pemerintah terhadap terorisme yang beranggapan bahwa terorisme merupakan musuh semua manusia dan tidak memiliki agama. “Kalau kita melakukan langkah-langkah tegas terhadap gerakan terorisme, maka itu adalah untuk melindungi harkat kemanusiaan, melindungi nyawa manusia yang merupakan hak yang paling dasar,” tandasnya.
Sementara tema peringatan korban terorisme tahun ini adalah ‘Surviving Terrorism The Power of Memories’. Tema ini dipilih sebagai bentuk kekuatan mengenang dalam mengikat dan menghubungkan rasa solidaritas dengan para korban.
“Namun perlu kita sadari bahwa mengenang saja tidak cukup, aksi terorisme telah memberikan dampak yang mendalam bagi korban. Bahkan sebagian besar hanya dapat pulih dan mampu mengatasi trauma mereka melalui dukungan multidimensi jangka panjang termasuk fisik, psikologis, sosial dan finansial,” ucap Mahfud. []